18 - Hello, R

90 13 2
                                    

⚠️terdapat beberapa dialog bahasa inggris (simple & understandable)

happyy reading!

***

Calla tidak percaya pada kemampuan memasaknya. Karena tidak mau ambil risiko, Calla tidak jadi memberikan masakannya pada Raven. Lagi pula, jika ia berkutat di dapur dalam kondisi Nemio ada di rumah, pasti Nemio akan banyak tanya dan ia tidak mau itu terjadi.

Meski begitu, Calla tetap memberikan Raven makanan, yaitu seloyang soft cookies. Yang jelas itu bukan buatannya.

Calla tidak tahu apakah Raven adalah penyuka makanan manis. Tapi karena udah pusing dan nggak tahu mau beli apa lagi yang lucu, Calla cuma bisa berharap Raven menyukainya nanti.

Kini, kaki Calla mengetuk-etuk lantai sembari menunggu Raven keluar dari ruang olahraga. Laki-laki itu adalah orang terakhir yang ganti baju setelah pelajaran PJOK. Calla bersyukur untuk itu karena ia bisa menemui Raven tanpa harus bertemu orang lain.

Kenapa gue bisa senekat ini ya?

Calla mendadak bimbang. Matanya terus menatapi soft cookies yang ia genggam. Ia benar-benar gugup.

"Hey?"

Tubuh Calla sontak tegap seketika ia mendengar sapaan itu. Sapaan yang terselip nada bingung. Sapaan dari Raven.

Calla mengulum panas pipinya saat ia memandang mata Raven. Cara Raven menatapnya, astaga. Lembut, manis, dalam, semua jadi satu. Tatapan itu adalah hal besar yang membuat Calla bisa luluh.

"Hai.." sapa Calla.

"My God, i thought i won't meet you anymore."

Raven tampak.. senang? Tidak tahu. Calla juga tidak tahu.

Tapi benar, Raven senang. Ia pikir ia tidak bisa melihat Calla lagi saking sibuknya jadwal kelas tingkat akhir. Sebab ia yakin, jika ia tidak punya waktu untuk menghampiri Calla, ia tidak akan bertemu lagi dengan Calla karena gadis itu tidak mungkin menghampirinya duluan.

"Lo ke sini mau ada perlu ke ruang olahraga ya?"

"Enggak, gue mau ketemu lo," jawab Calla langsung. "Sehat.. kak?"

Raven mengangguk, masih dengan senyumannya yang indah. Benar-benar indah.

"Udah sembuh bahu lo?" tanya Calla lagi.

Raven menjawabnya dengan anggukan lagi, lalu ia berujar, "Belakangan ini gue super sibuk. Ada banyak lomba, ada ujian, ngajar ekskul, jadi gue gak bisa nyamperin lo karena lo pun sama sibuk. Gak ada waktu yang pas."

Dari niat Raven untuk memberi tahu alasan mengapa ia 'menghilang' saja secara tidak langsung telah menunjukkan bahwa ia bukannya tidak mau bertemu Calla, tapi ia tidak bisa.

"Iya gue tau kok. Nih, buat lo." Calla menyerahkan bawaannya.

"Apa ini?"

"Soft cookies. Gue sebenernya nggak tau mau kasih apa, gue juga nggak tau lo suka atau—"

"Gue suka banget kok," ujar Raven mengambil pemberian Calla. "Tapi tumben banget, dalam rangka apa?"

The Battle I Never WinWhere stories live. Discover now