chapter eight : something to talk about

856 116 31
                                    



"There are wounds that never show on the body that are deeper and more hurtful than anything that bleeds."

— Joyceline Swastamita



JOYCELINE benci mengakuinya, tapi dia tidak bisa menyangkal kalau semua hal yang berhubungan dengan Jonathan Naradipta masih sering membuatnya dikuasai teror dan ketakutan

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

JOYCELINE benci mengakuinya, tapi dia tidak bisa menyangkal kalau semua hal yang berhubungan dengan Jonathan Naradipta masih sering membuatnya dikuasai teror dan ketakutan. Laki-laki itu yang membuatnya membangun dinding es tinggi di sekelilingnya selama bertahun-tahun, membuatnya membatasi diri dari interaksi kelewat batas dengan lawan jenis di sekitarnya. Sampai kemudian Jayden Lee muncul secara tiba-tiba ke dalam hidupnya, menerobos garis batas tersebut dan mengaburkannya seketika. Tapi meskipun begitu, tetap saja Joyce tidak bisa menahan getar ketakutan yang mendadak melanda sekujur tubuhnya begitu mendengar nama Jonathan disebut sebagai salah satu arsitek yang akan terjun dalam mega proyek Desa Impian di Surabaya.

Sambil membawa langkah terhuyung Joyce yang masih terlihat kaku menuju lift, Jayden dibuat bertanya-tanya; kenapa Joyce sampai menunjukkan reaksi seperti itu hanya karena mendengar nama Jonathan disebut? Kenapa dia bisa sampai tiba-tiba bergetar ketakutan seolah-olah baru saja mengalami hal paling mengerikan sepanjang hidupnya? Kenapa Joyce bersikap seakan-akan Jonathan Naradipta adalah ketakutan terbesarnya? Apa yang membuatnya seperti itu?

Tiba di dalam lift yang kosong, Joyce menarik lepas lengannya dari tangan Jayden dan langsung meringkuk memeluk lutut di pojokan. Kedua kakinya seolah bertransformasi menjadi jeli karena gelombang ketakutan yang beberapa detik lalu melanda tubuhnya. Rambut panjangnya yang digerai jatuh di kedua sisi wajah, praktis menghalangi pandangan Jayden yang baru saja menekan tombol lift menuju ruangannya yang berada di lantai teratas gedung.

Menggunakan kunci khusus panel lift yang selalu dia bawa kemana-mana untuk memberinya privasi, Jayden kemudian mendekati Joyce yang masih meringkuk dan merendahkan tubuh di hadapannya. Dengan sangat hati-hati seolah khawatir akan membuat Joyce semakin ketakutan, dia mengulurkan tangan dan menyentuh lembut bahunya. "Joyce. Hei. Kamu baik-baik saja?"

Yang semakin mengejutkan Jayden, bahu Joyce terasa begitu tegang di bawah telapak tangannya. Dia langsung sadar kalau ada hal yang salah dengan Joyce. Tidak biasanya perempuan itu membiarkan apapun masalah pribadinya mempengaruhi profesionalitasnya di tempat kerja. "Joyce—"

"Berhenti." Joyce berujar dengan suara lirih pada dirinya sendiri, namun cukup untuk menyita perhatian Jayden di depannya, membuat laki-laki itu mengernyit heran menatapnya. "Hentikan, aku mohon. Don't do this to me, please. Please, stop. Please..."

Cara Joyce meracau dengan suara lirih memohonnya yang sedikit bergetar, gestur tubuhnya yang seakan-akan sedang berusaha melindungi diri dari seseorang, kedua hal itu membuat Jayden yakin kalau Joyce sedang berusaha melawan trauma terbesarnya sekarang. Dia juga memiliki trauma karena peristiwa buruk di masa kecilnya. Dan dia juga pernah beberapa kali berada di posisi yang sama dengan Joyce.

BITTERSWEET LOVEUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum