chapter twenty-eight : however long it takes

414 79 17
                                    



"The heart is an arrow. It demands aim to land true."



"KAMU bukan alumni SMA 6

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"KAMU bukan alumni SMA 6." Joyce akhirnya memberanikan diri untuk benar-benar menatap Jayden. "Kenapa harus datang ke acara reuni ini?"

"Jawabannya simpel." Jayden membalas tatapan Joyce dengan sungguh-sungguh. Dia tidak ingin Joyce berpikir kalau dia hanya sedang bermain-main sekarang. Dia ingin menunjukkan kalau dia benar-benar serius dalam misinya sekarang—misi untuk mendapatkan hati Joyce kembali. "Karena aku nggak akan menyerah buat berusaha mendapatkan hati kamu kembali, Joyceline. Even if it means going through hell to do that."

Dulu, mungkin Jayden memang hanya sebatas merasa penasaran pada Joyce. Hanya ingin mengenalnya untuk menuntaskan rasa penasarannya kenapa perempuan itu berusaha menolak pesonanya mati-matian padahal tubuhnya menunjukkan reaksi yang sebaliknya? Tapi sekarang keadaan sudah berubah di antara mereka. Semuanya berubah sejak Joyce berhasil mengubah rasa penasaran Jayden menjadi sesuatu—sebuah perasaan—yang tidak bisa laki-laki itu abaikan begitu saja. Sampai detik ini.

"Kamu pikir kamu bisa?" Joyce maju beberapa langkah sampai dia berhadap-hadapan dengan Jayden hanya dalam jarak dua langkah. "Buat mendapatkan kembali hatiku?"

"No matter how hard you try to push me away, Joyce, I'll never give you up. Ever." Jayden mengulurkan tangan untuk menyelipkan helai rambut Joyce yang terlepas dari tatanannya ke belakang daun telinga. Suara beratnya sedikit merendah ketika dia berkata, "I swear I'll win you back. Kenapa kamu pikir aku nggak bisa melakukannya?"

Melalui ciuman yang mereka bagi di rooftop malam hari itu, Joyce mengakui kalau Jayden masih sangat mampu mempengaruhinya semudah dulu. Sentuhan dan ciumannya masih mampu membuatnya mudah luluh seperti dulu. Hanya saja saat ini, Joyce sedang berusaha agar dia tidak perlu lagi berjalan di dalam lingkaran yang sama seperti tiga tahun yang lalu. Tapi kenapa Jayden justru bersikap kurang ajar dengan mempersulitnya—dengan berusaha menariknya kembali ke dalam lingkaran tersebut?

"Aku bukan barang yang harus kamu menangkan kembali ketika kamu kehilangan barang itu, Jayden." Joyce membalas pelan tanpa melepaskan tatapannya dari Jayden. Dia tidak perlu terlalu menengadah karena tinggi mereka nyaris sama berkat sepatu hak tinggi yang saat ini dikenakannya. "Dan kamu masih sama seperti tiga tahun yang lalu. Jayden Lee the lucky bastard who should always get what he wanted."

"Kalau bukan begini, apa yang harus aku lakukan buat membuat kamu yakin kalau kita layak memulai semuanya kembali dari awal, Joyce? Kalau apa yang terjadi tiga tahun yang lalu sama sekali bukan akhir buat kita?" Jayden bertanya sambil menahan lengan Joyce ketika dia hendak memasuki passenger seat mobil yang pintunya sudah dia buka. "Apa yang harus aku lakukan kalau bukan dengan cara berusaha memenangkan hati kamu kembali?"

BITTERSWEET LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang