chapter seventeen : the first cut is the deepest

491 81 25
                                    



"The first time you have been hurt by someone you love, and thought love you equally, is the hardest emotional pain one can face."

— Joyceline R. Swastamita



"KATIE? Hai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"KATIE? Hai." Jayden berusaha mencairkan suasana di antara mereka bertiga setelah beberapa saat. Dia sebisa mungkin mengontrol dan mengubah ekspresinya yang semula terkejut menjadi tidak percaya melihat keberadaan Katie yang entah bagaimana bisa muncul di kantornya pagi ini.

Mengabaikan Joyce yang masih tampak mematung karena terkubur oleh perasaan malu di sebelahnya, Jayden bergerak mendekat untuk menyapa Katie dengan sebuah pelukan singkat dan kecupan kecil pada pipi seperti yang biasa dia lakukan ketika mereka masih tinggal di New York dulu.

"Kenapa nggak bilang-bilang dulu kalau mau balik ke Jakarta?" Jayden melempar tanya begitu dia melepaskan pelukannya dari Katie. "Kan aku bisa jemput kamu di bandara seandainya kamu bilang mau balik, Kat."

Joyce mengernyit melihat kedekatan dan keakraban yang ditunjukkan Jayden dan Katie. Ada selentingan perasaan tajam yang asing menyengat dadanya ketika dia melihat sikap yang Jayden tunjukkan pada Katie. Siapa Katie dan apa hubungannya dengan Jayden sampai laki-laki itu menyapanya seakrab itu seakan-akan mereka ini sepasang teman lama yang sudah lama tidak saling bersua?

"Jangan berusaha mengalihkan perhatian karena itu nggak akan pernah mempan di aku. Okay?" Katie meninju pelan bahu Jayden dan kembali menatap Joyce yang masih berdiri di depan pintu lift. "Who's her anyway? Your girlfriend? Or just another 'prey' you want to bring her down on her knees before you?"

Joyce mengernyitkan alisnya samar. Dia tahu Katie sudah tinggal entah berapa tahun di New York, tapi bukankah mengatakan hal seperti itu—membicarakan orang lain di depan orangnya langsung, terutama orang yang baru pertama kali dia temui dan bahkan belum dia tahu namanya—termasuk tindakan yang tidak etis?

"Shut the fuck up, Kat," Jayden memperingatkan. Dirangkulnya Katie sebelum dia beralih pada Joyce yang semakin dibuat mengernyit tidak nyaman karena kedekatan mereka. "Dia ini Joyce. Joyceline Reswara Swastamita. Sekretarisku sejak aku ditunjuk Papa jadi CEO di Crossfire Holdings."

"Serius cuma sekretaris? Nggak lebih?" Katie bertanya sambil menoleh sekilas ke arah Jayden dengan satu alis terangkat. Terbersit seulas senyum menggoda di salah satu sudut bibirnya ketika dia kembali mengalihkan atensinya pada Joyce. "She's exactly your type, Jay, and she's just your 'secretary'? Quit the lies, Jayden Lee."

"Maaf menginterupsi reuni kalian, tapi aku ada banyak pekerjaan yang hari ini harus diselesaikan karena baru saja selesai cuti." Joyce berusaha tersenyum ketika akhirnya dia menemukan kemampuannya untuk berbicara. Melalui ekor matanya, dia melirik Jayden sekilas lalu berkata, "Permisi."

BITTERSWEET LOVEWhere stories live. Discover now