chapter fourteen : drowning on dry land

639 92 32
                                    



"I hunger for your sleek laugh and your hands the color of a furious harvest. I want to eat the sunbeams flaring in your beauty."

— Pablo Neruda



"Jayden, aku takut

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Jayden, aku takut..." Anak perempuan itu berbisik pada saudara kembarnya sambil terisak lirih. Pergelangan tangan dan kakinya mulai terasa perih karena tergores oleh pengikat kabel yang diikatkan dengan cukup kuat di sana. Dia menoleh ke arah Jayden dan air matanya jatuh melewati pelupuk matanya ketika dilihatnya pergelangan kaki saudaranya mulai meneteskan darah karena saking kuatnya pengikat kabel itu menjeratnya. "Jay, kamu berdarah..."

"Aku... aku nggak apa-apa, Jo," Jayden kecil berusaha meyakinkan saudara kembarnya kalau dia baik-baik saja. Meskipun begitu, dia tetap tidak bisa menahan ringisan karena rasa perih yang menyengat pergelangan kakinya. Dia memutar kepala dan mengedarkan pandangan, berusaha mencari celahapapununtuk mengeluarkan saudaranya terlebih dulu dari gudang gelap dan pengap tempat mereka disekap. "Josette! Kamu lihat jendela pecah yang tertutup kardus di sana?"

Josette mengikuti arah yang ditunjuk oleh Jayden melalui pandangannya, menemukan sebuah jendela tanpa kaca di bagian belakang gudang yang tertutup oleh tumpukan kardus. "Aku lihat, tapi"

"Kamu harus pergi lebih dulu lewat sana." Jayden berusaha mengabaikan rasa perih yang melukai pergelangan kakinya ketika berusaha menyeret tubuhnya mendekati Josette, kemudian katanya, "Siniin tangan kamu. Deketin ke mulutku. Aku bakal berusaha lepasin jeratannya."

"Tapi aku nggak mau kemana-mana tanpa kamu!" Josette berusaha mendebat Jayden dengan bisikan gaduh. Bagaimana bisa dia kabur sendiri dan meninggalkan saudaranya disekap di tempat menyeramkan seperti ini? "Kalau jendela itu emang betul bisa dibuat kabur, aku mau kita pergi sama-sama, Jay! Aku nggak mau ninggalin kamu disekap sendirian di sini!"

"Kalau kita perginya sama-sama, nanti gampang ketahuan sama orang-orang jahat yang culik kita di luar sana." Jayden berusaha membuat saudara kembarnya mengerti. Meskipun mereka dilahirkan kembar, tapi Mama selalu bilang kalau dia lahir lebih lebih dulu dibandingkan Josette, jadi teknisnya dia adalah kakaknya. Dan sebagai seorang kakak, dia akan berusaha sebisa mungkin untuk mengutamakan keselamatan adiknya. "Kamu pergi lebih dulu. Aku bakal menyusul setelahnya."

"Janji kamu bakal nyusul begitu aku berhasil kabur?" Josette bertanya memastikan.

Jayden mengangguk. "Janji!"

Josette kemudian mendekatkan tangannya yang dijerat menggunakan pengikat kabel ke mulut Jayden, membiarkan saudaranya menggigit bagian ujung jeratan tersebut untuk berusaha mengendurkannya agar terlepas. Butuh waktu yang tidak sebentar memang, tapi pada akhirnya Jayden tetap berhasil melepaskan jeratan pengikat kabel tersebut dari pergelangan tangan adiknya. Setelah terlepas, Josette dengan jemari kecilnya yang sedikit bergetar berusaha membuka sendiri jeratan pengikat kabel di pergelangan kakinya.

BITTERSWEET LOVEDonde viven las historias. Descúbrelo ahora