Bagian 03

439 321 225
                                    

Selamat membaca

"Hallo adek kelas yang manis, lembut dan pintar, mau pergi kemana nih?" ucap Reza dengan memegangi kedua bahu Dion dengan menatapnya tajam. Dion hanya menunduk ketakutan nggak menjawab.

"Bos ini ada anak baru yang sok ganteng itu bos." panggil salah satu temanya Reza dengan menunjuk Alfian.

"Oh ini anak baru yang tadi pagi menjadi pusat perhatiaan cewek-cewek. Lo mau menandingi kepopuleran gue disekolah ini."ujar Reza dengan menatap tajam membuat Alfian hanya diam saja dengan memasukan kedua tangannya ke dalam saku celananya.

"Eh Lo punya mulut gak si, kalau punya jawab dong pertanyaan bos Reza. Apa jangan-jangan lo itu bisu gak bisa bicara?" Hina salah satu temannya Reza dengan tertawa.

Reza berdecak kesal " Dih songong juga lo anak baru, belum pernah di kasih pelajaran kayakanya." Reza langsung melayangan genggaman tangannya ke wajah Alfian bug. Pukulan dari Reza berhasil dihentikan oleh Alfira dengan satu tangan.

"Lo itu jadi kakak kelas bukan memberikan contoh yang baik malah suka membully adik kelas. Ayo kalau berani lawan gue." tutur Alfira kesal dengan melipat kedua lengan bajunya.

Syahla yang melihat Alfira sudah di luar kendali mencoba untuk menahannya" Ra jangan Ra, lo nanti bisa dapat masalah." Namun Alfira tidak peduli dan bersikeras melepaskan diri dari Syahla yang menahanya.

Kring, kring, kring bel berbunyi yang menandakan waktunya istirahat sudah habis.

"Selamat hidup lo sekarang, tapi lain kali tunggu aja balasan dari gue." tegas Reza menunjuk Alfian dan langsung pergi bersama dengan teman-teman gengnya.

Alfira memberikan jari tengahnya "Dasar pengecut lo!"

"Udah Ra biarin, lagian gue gak papa kok." ucap Dion dengan merapikan bajunya.

"Lo gapapa kan?" tanya Alfira kepada Alfian.

Alfian hanya diam dengan menatap dingin punggung dari Reza dan teman-temanya yang mulai pergi.

"Yaudah yuk masuk ke kelas sebelum kita terlambat." ajak Syahla kepada tiga sahabatnya termasuk Alfian.

***

Pagi ini sebelum berangkat ke sekolah Alfira duduk di meja makan dengan meminum secangkir teh hangat. Pikiranya dari Alfira masih tidak bisa lepas dari kejadian kemarin di sekolah yang menimpa teman baru sebangkunya.

"Kok melamun aja nih anak bunda yang paling cantik sendiri. Ada masalah kah di sekolah?" tanya Marissa ibunya Alfira.

"Nggak ada bu." jawab Alfira dengan tersenyum.

"Kalau punya masalah di sekolah atau masalah tentang percintaan boleh cerita ke ibu kok" goda Marissa memancing anaknya untuk bercerita, sebab Marissa tahu kalau Alfira anaknya punya masalah pasti dipendam sendiri dan tidak mau bercerita.

"Apa an sih ibu ini, aku masih gak percaya sama namanya cinta. Lagian Alfira mau fokus aja ke sekolah dulu biar dapat beasiswa masuk perguruan tinggi negeri." ujar Alfira dengan tersenyum kembali.

"Kalau Alfira gak percaya dengan cinta jadi, Alfira tidak mencintai ibu dong? tanya Marissa skak mat to the point kepada anaknya.

"Maksud Alfira bukan gitu bu, Alfira mah cinta dan sayang banget sama ibu." jawab Alfira langsung memeluk ibunya dengan sangat erat.

Marissa memeluk balik Alfira dengan berbisik "Meskipun ibu gagal dalam melakukan hubungan cinta dengan ayahmu. Kamu jangan beranggapan bahwa cinta seburuk itu. Pasti ada kok lelaki yang nantinya mencintai Alfira dengan tulus sepenuh hati." Marissa pun melepaskan pelukan dari Alfira.

Alfian & AlfiraWhere stories live. Discover now