Bagian 12

130 63 154
                                    

Tamales membaca

Bantu vote dan komen ya agar semangat

"Kamu siapa? Kenapa ada disini?" tanya Alfira.

Laki-laki itu hanya diam saja tak menjawab yang kemudian melangkah pergi menjauh.

"Jawab woy, malah kabur." ujar Alfira.

Tiba-tiba tempat dimana Alfira berdiri tiba-tiba berubah menjadi gelap gulita yang membuat Alfira tidak bisa melihat apa pun termasuk laki-laki misterius tersebut.

Ditengah gelap gulita, laki-laki misterius itu muncul kembali dengan sebuah cahaya yang meneranginya.

Dengan segera Alfira berlari menuju laki-laki tersebut dan berhasil meraih tanganya "Jangan tinggalkan gue di tempat gelap seperti ini."

laki-laki tersebut hendak membalikkan badanya.

tu tu tut tu tu tut alarm jam dari Alfira berbunyi.

Alfira membuka matanya "Ternyata mimpi." guman Alfira.

Alfira mematikan alarmnya dengan melihat jam yang ternyata masih terlalu pagi untuk bangun.

"lima belas menit lagi ah gue bangun." ujar Alfira menarik selimutnya untuk melanjutkan tidurnya lagi.

tok tok tok pintu kamar Alfira diketuk.

"Ra bangun Ra!" panggil Marissa ibu Alfira.

Alfira menutup telinganya dengan bantal.

Melihat Alfira yang tidak merespon membuat Marissa mengeluarkan jurus terakhirnya untuk membangunkan anak semata wayangnya tersebut.

"Ra, pisang gorengnya sudah siap nih." ujar Marissa memancing anaknya untuk segera bangun.

Alfira yang mendengar kata pisang goreng yang merupakan makanan favoritnya langsung membuka matanya dengan bergegas menuju meja makan.

"Mana bu pisang gorengnya? tanya Alfira yang melihat meja makan tampak kosong.

"Masih digoreng." jawab Marissa tersenyum.

Alfira mengela napasnya malas dengan beranjak berdiri dari meja makan.

"Eh eh mau kemana?"

"Mau lanjut tidur bu." jawab Alfira menguap ngantuk.

"Tidur mulu kayak koala. Apa gak mau bantu ibu siap-siap nih." tawar Marissa.

"Yaudah biar Alfira yang goreng pisangnya." ujar Alfira mengantuk.

"Masa iya gorengnya sambil ngantuk mana masih ada bekas air liurnya lagi."

"Masa sih." ujar Alfira mengusap mulutnya dengan tangannya.

"Makanya, cuci muka dulu biar seger. Terus bantu-bantu ibu deh." perintah Marissa.

Alfira hanya mengangguk ngantuk dengan segera menuju ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya.

Ini adalah keseharian Alfira yang harus bangun pagi untuk membantu ibunya mempersiapkan jualannya. Menurut, Alfira sih capek, tapi lebih capek lagi ibunya yang harus menjadi tulang punggung keluarga kecil ini. Alfira sangat beruntung diberikan ibu yang sabar, kuat dan penyayang didalam hidupnya.

I love ibu

Setelah selesai membantu ibunya, kini Alfira harus mempersiapkan dirinya untuk pergi ke sekolah.

Tak lupa sebelum berangkat sekolah Alfira sarapan terlebih dahulu dengan nasi dan telur setenhah matang, serta ditemani pisang goreng kesukaanya.

"Ra gimana sekolahnya?" tanya Marissa

Alfian & AlfiraWhere stories live. Discover now