Bagian 14

108 52 198
                                    

Selamat Membaca

"Alara." panggil Alfian dengan melangkah maju mendekati Alara. Namun, Alara tak merespon dan semakin menjauh.

Alfian berlari sekencang mungkin untuk menyusul Alara yang semakin menjauh dan menghilang.

"Alara kenapa kamu ninggalin aku." teriak Alfian meneteskan air matanya.

Tiba-tiba tubuh Alfian dipeluk seseorang dari belakang dengan berbisik "Maaf Al, untuk selama ini."

Alfian yang sedang tidur dengan memeluk guling erat terjatuh dari kasurnya yang membuatnya sadar bahwa itu semua hanya mimpi.

Alfian menguap ngantuk dengan melihat jam yang masih pukul lima pagi, biasanya Alfian akan menarik selimutnya lagi untuk melanjutkan tidurnya. Tapi, hari ini berbeda ia harus berangkat lebih pagi agar tidak ketinggalan bis.

Segera Alfian menuruni anak tangga yang ada di rumahnya sambil memikirkan mimpi yang tadi ia alami.

"Kenapa aku bisa mimpi seperti itu." batinnya dalam hati dan terus bertanya pada dirinya sendiri.

Setiap pagi sebelum berangkat sekolah Alfian tidak pernah sarapan karena tinggal sendirian. Padahal dirinya jago dalam hal memasak, tapi karena males ia hanya masak air untuk membuat teh hangat dan untuk mandi.

Setelah itu, Alfian menunggu bis di depan perumahannya untuk berangkat sekolah. Beberapa detik kemudian bis yang ditunggu akhirnya datang yang langsung membuat Alfian menaiki busnya. Segera Alfian mencari tempat duduk di samping jendela sambil memakai hoodie untuk menutupi kepalanya dan memasangkan headset di telinganya sambil mendengarkan lagu stand by me (Oasis).

Alfira berangkat ke sekolah dengan menaiki bus yang sudah menjadi rutinitasnya.

Alfira duduk dengan memasangkan headset di kedua telinganya untuk mendengarkan lagu Alon Pt II (Alan Walker) sambil menggerak-gerakan tangannya. Karena terlalu semangat secara tidak sengaja tangan Alfira mengenai orang yang sedang duduk disampingnya.

"Aduh maaf, gue gak sengaja" ujar Alfira panik dengan menggigit bibirnya.

Orang yang duduk disamping Alfira melepaskan kedua headset nya dan membuka topi hoodienya yang ternyata Alfian.

"Dih lo lagi gak dikelas, gak disini kenapa selalu duduk sama lo sih." ujar Alfira tidak jadi panik yang membuatnya malah ngegas.

"Mungkin pertanda suatu saat nanti kita akan duduk berdua dipelaminan." ujar Alfian pelan dengan memasangkan headsetnya lagi.

Alfira yang mendengar ucapan Alfian langsung membulatkan matanya "Jangan harap, gue aja ogah sama orang kayak lo."

Alfira mengeraskan lagunya dengan bernyanyi " Tolong, keluar dari kepala, aku tak mau menjadi gila. Berpisah kita sakit, namun bersama kita lebih terluka. Lagu Fiersa Besari (Melawan Hati).

"Apa kamu bilang barusan suka sama aku, sama aku juga suka." ucap Alfian lagi.

Alfira mengerutkan dahinya dengan detak jantung gak aman "Jangan kepedean lo, makanya kalau orang bicara jangan pakai headset."

Alfira menarik hendset Alfian sampai terlepas dari kupingnya.

"Kasar amat sih sama pacar sendiri."

"Sejak kapan kita pacaran?"

"Barusan, masak  lupa padahal kamu yang nyatain perasaan ke aku. Untung aku terima, kalau nggak mungkin playlist lagi mu sudah berubah jadi galau semua." ucap Alfian.

"Serah lo deh." ujar Alfira memalingkan wajahnya.

"Kalau serah aku, ya kita pacaran."

"Udah gila tu si Alfian, paling habis makan sambal sama baygon yang membuat otaknya jadi geser kayak gini." batin Alfira.

Alfian & AlfiraDonde viven las historias. Descúbrelo ahora