Bagian 28

40 10 30
                                    

Tamales Membaca:}

Alfira mulai membuka matannya lahan-perlahan dengan kondisi kepala yang masih sedikit pusing.

"Gue ada dimana? Kenapa kasur yang gue tiduri terasa nyaman dan berbeda dengan kasur yang aku pakai biasanya yang terasa keras." batin Alfira mulai terbangun dengan mulai duduk di atas kasur.

Mata Alfira yang mulai terbuka sempurna mengamati kondisi ruangan yang sangat cowok banget mulai dari sprei bergambar club sepak bola bayern munchen, poster pemain bola dan personel band yang ditempel dinding serta aksesoris lainnya. Alfira juga mencium bau parfum yang tak asing baginya dan langsung teringat "Ini pasti kamar tidurnya Alfian." Segera Alfira beranjak turun dari atas kasur.

Pintu terbuka, Alfian masuk ke dalam kamar tidurnya dengan bertelanjang dada. Alfira yang melihatnya segera menutup kedua matanya dengan tangan.

"Al lo habis apa in gue di kamar tidur lo?" tanya Alfira dengan masih menutup kedua matanya.

"Tenang aku bisa ngendaliin nafsu, lagian tadi malam aku tidur di sofa." ujar Alfian membuka lemari untuk mengambil baju yang akan ia kenakan.

Alfira mengintip Alfian dari sela-sela jarinya untuk memastikan Alfian sudah tidak bertelanjang dada lagi.

"Tadi malam kamu kena pukul lalu pingsan. Karena nggak sadarkan diri langsung aku bawa ke rumahku untuk aku obati sebisaku. Kalau aku anterin pulang dengan kondisimu seperti itu takut malah membuat ibumu khawatir." ucap Alfian memberikan penjelasan yang membuat Alfira sedikit ingat kejadian tadi malam yang mana dirinya pingsan sehabis terkena -pukul oleh orang misterius.

Alfira membuka kedua matanya "Aduh gawat, gue harus pulang sekarang. Ibu pasti khawatir dengan kondisiku yang tidak pulang semalaman."

"Tenang nggak usah khawatir, udah aku kontak Syahla untuk memberitahu ibumu kalau Alfira sedang menginap dirumahnya." Alfira yang mendengarnya bisa bernapas lega.

"Makasih ya Al udah nolongin gue dan ma..." Potong Alfian "Nggak perlu meminta maaf disini yang salah aku bukan kamu, aku yang telah membuatmu dalam bahaya.

Alfian mengambil sepasang baju dari lemarinya yang kemudian ditaruh di atas kasur "Mandi sana pakai air hangat biar tubuhmu nggak terasa pegal-pegal dan ini untuk pakaian gantinya."

Alfira melihat sepasang baju milik Alfian dengan muka sedikit merasa jijik karena harus memakai pakaian cowok apalagi itu milik Alfian "Ogah ah pakai bekas lo, mending  pakai baju gue yang ini aja."

"Tenang ini baju yang udah lama gak aku pakai, terus pakaian yang lo pakai udah kotor dan bau gak nyaman untuk tubuhmu dan untuk hidungku." ucap Alfian sembari menutup hidungnya.

"Selama gue mandi lo jangan ada niatan untuk mengintip, awas aja lo." ujar Alfira memperingatkan dengan mengangkat tanganya yang mengepal.

"Oke, nanti kalau udah mandi langsung kebawa, aku tunggu disana untuk sarapan." ucap Alfian keluar dari kamar tidurnya.

Alfira membersihkan tubuhnya di kamar mandi yang ada di dalam kamar tidur Alfian. Memang kamar tidur dari Alfian ini di desain dengan dilengkapi kamar mandi yang menjadi satu dengan kamar tidur.

"Al airnya kok dingin banget." teriak Alfira dari dalam kamar mandi.

Alfian yang baru saja hendak menuruni anak tangga mendengar suara Alfira berteriak kalau airnya dingin.

"Tekan tombol pengaturan untuk mengubah airnya menjadi hangat." teriak Alfian dari balik pintu kamar tidurnya.

"Tombol yang mana gue nggak tahu, lagian gue juga pertama kali mandi pakai gini an, biasanya cuma pakai gayung." 

Alfian & AlfiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang