Bagian 22

42 15 16
                                    

Tamales membaca

Alarm jam Alfira berdering yang membuatnya langsung terbangun membuang selimutnya ke lantai. Hal ini dilakukan Alfira agar tidak menarik selimutnya kembali untuk tidur lagi. Seperti biasanya Alfira bangun pagi untuk membantu ibunya menyiapkan nasi bungkus. Setelah semua persiapan nasi bungkus sudah siap Alfira pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, lalu mengganti pakaian nya dengan seragam sekolah.

Pintu kamar tidur Alfira diketuk oleh ibunya. "Ra di depan ada yang nungguin kamu?" beritahu Marissa dari balik pintu.

"Siapa bu? Alfian bukan?" tanya Alfira sambil mengeringkan rambutnya yang basah.

"Bukan Alfian." balas Marissa yang membuat Alfira penasaran siapa yang menjemputnya hari ini.

Setelah semua sudah disiapkan, Alfira membuka pintu kamar tidurnya dengan berjalan mendekati ibunya yang sibuk memasukkan nasi bungkus ke dalam kantong kresek.

"Siapa sih bu yang di depan?" tanya Alfira sambil melihat ke arah pintu masuk dari rumahnya.

"Pacar barumu mungkin." goda Marissa yang membuat Alfira mengerutkan dahinya.

"Yaudah sana buruan pergi ke sekolah, kasihan udah nungguin kamu lama." ujar Marissa yang membuat Alfira berpamitan dengan mencium tangan Marissa ibunya dan tak lupa membawa sekantong kresek berisi nasi bungkus yang menjadi bawaan wajib Alfira untuk pergi ke sekolah.

Saat keluar dari rumah ternyata benar saja ada seseorang yang sedang duduk menunggu di depan teras rumahnya dengan mengenakan seragam sekolah SMA Ken Arok.

"Kak ngapain disini?" tanya Alfira terkejut dengan keberadaan Nabil yang ada di rumahnya.

"Ya mau jemput lo, masa iya kesini mau bajak sawah." jawab Nabil berdiri dari tempat duduknya.

Alfira terdiam mematung dengan berfikir mencoba mencari alasan untuk tidak berangkat bersama Nabil ke sekolah.

"Ayo kok diam aja, mau nungguin Alfian. Dia nggak akan datang karena Alfian sedang jemput Merita hari ini."

Waktu yang sudah semakin menipis mendekati jam masuk sekolah membuat Alfira tidak bisa berangkat naik bis dan pada akhirnya nggak punya pilihan lain selain berangkat bersama Nabil.

Dari kejauhan terdapat Alfian yang datang kalah cepat dari Nabil yang membuatnya harus melihat Alfira berangkat ke sekolah bersama Nabil.

Sampai di sekolah Nabil berjalan disamping Alfira sambil membawakan sekantong kresek yang berisikan nasi bungkus yang akan ditaruh di kantin.

"Ra gimana udah nemu jawabanya belum?" tanya Nabil sambil mengimbangi langkah Alfira yang cepat.

"Jawaban atas apa?" tanya balik Alfira.

"Atas yang itu loh, masa sudah lupa." Nabil mencoba mengingatkan Alfira atas pernyataannya yang kemarin.

"Maaf Bil gue orangnya pelupa, kemarin aja gue lupa ngutang sama siapa." Alfira melangkahkan kakinya cepat meninggalkan Nabil yang tidak bisa berjalan cepat karena harus membawa sekantong kresek nasi bungkus.

Nabil yang melihat anggota the black lion melintas, segera memanggilnya untuk diperintahkan membawakan sekantong kresek nasi bungkus ini ke kantin. Nabil yang sudah tidak lagi membawa sekantong kresek nasi bungkus bergegas menyusul langkah Alfira yang sudah menjauh.

Nabil berhasil menyusul Alfira dengan napas sedikit naik turun "Ra nasi bungkus lo udah dibawa ke kantin sama salah satu bawahan gue."

"Yaudah kalau gitu gue mau masuk ke dalam kelas." Alfira berjalan menuju ke arah ruang kelasnya meninggalkan Nabil yang masih berdiri mengatur nafasnya.

Alfian & AlfiraOnde histórias criam vida. Descubra agora