Bagian 25

43 11 17
                                    

Selamat Membaca nawak-nawak

Alfian berjalan sendirian menyusuri lorong kelas sambil memasukkan kedua tangannya di saku celananya. Alfian yang seorang diri ini hendak menemui langsung geng the black lion di markasnya yang berada di belakang sekolah yang tepatnya berada di sebuah gudang yang sudah lama tidak terpakai. Kedatangan Alfian sudah ditunggu oleh Reza, Nabil dan anggota the black lion lainnya.

Dihadapan kedua mata Alfian kini terdapat seluruh anggota the black lion yang membuat nyalinya tak takut dan detak jantungnya berdetak secara normal tak gentar.

"Besar juga nyali lo berani datang kesini sendirian." ujar Nabil menyeringai.

"Aku kesini cuma mau tanya kenapa kalian ribet-ribet nyariin aku? Mau minta tanda tangan atau minta foto?" tanya Alfian dengan gaya tetap santainya smebari kedua tanganya masih di masukkan kedalam saku celananya.

"Songong juga nih anak, belum tau siapa kita di sekolah ini!" ucap salah satu anggota geng the black lion."

Nabil maju satu langkah sambil menunjuk Alfian. "Lo udah buat masalah sama kita sama aja lo bangunin singa yang sedang tidur."

"Berarti kalian juga salah udah nyariin pawang singa yang akan menjinakkan kalian semua." balas Alfian dengan senyum menyeringai.

"Bacot lo anjingggg! Ayo semuanya maju seranggggg." teriak Nabil lantang, yang membuat semua anggota the black lion bergerak maju untuk menyerang.

"Berhenti!" perintah Reza mengangkat tangannya mengepal untuk menginstruksikan anggota gengnya untuk berhenti.

"Ingat kita singa bukan hyena yang suka main keroyokan."

Alfian tersenyum tipis yang masih santai dengan kedua tanganya masuk kedalam saku celananya. "Nah gitu dong kalau kalian laki-laki pemberani ya satu lawan satu."

"Terus siapa yang mau maju duluan melawan si bangsat dingin itu?" tanya Nabil.

"Lo duluan aja yang maju." balas Reza menyuruh Nabil untuk maju menghadapi Alfian.

"Masa iya Za harus langsung menghadapi orang penting di geng kita. Lebih baik kita kerahkan dulu anggota lainya yang kuat untuk menguji kemampuan si bangsat dingin itu."

"Do lu maju, habisi dia!" perintah Nabil terhadap Aldo yang memiliki tubuh besar yang merupakan tukang pukul dari anggota geng the black lion.

Aldo berjalan maju ke depan dengan kedua tangannya mulai mengepal.

"Horaaaaaa." teriak Aldo mulai maju menyerang Alfian.

Alfian dengan sikap dinginnya dan kedua tangannya yang masih dimasukkan ke dalam saku celananya berhasil menghindari semua serangan yang dilayangkan oleh Aldo.

Dengan napas terengah-engah Aldo berkata "Dasar pengecut! ayo tunjukkan kemampuan lo, jangan cuma menghindari serangan gue doang."

"Oke" ujar Alfian melayangkan tendangan keras yang tepat mengenai dada dari Aldo.

"Cuma segitu doang kemampuan lo." ejek Aldo sembari membersihkan cap sepatu yang ada di seragam nya akibat tendangan dari Alfian.

Alfian mengeluarkan kedua tangannya dari saku celananya sembari berjalan mendekati Aldo.

"Kayaknya lo mulai serius." ujar Aldo yang langsung memberikan pukulan, tapi berhasil ditangkis oleh Alfian. Kini giliran Alfian yang melakukan serangan balik dengan memberikan pukulan keras yang tepat mengenai perut dari Aldo.

Serangan balik yang diberikan oleh Alfian membuat Aldo tersungkur lemas di atas lantai dengan meringik merasakan kesakitan yang luar biasa.

Melihat kondisi dari Aldo membuat semua anggota geng  the black lion tersulut emosinya untuk segera memberikan pelajaran terhadap Alfian.

Alfian & AlfiraWhere stories live. Discover now