Bagian 33

15 3 2
                                    

Tamales membaca 

Syahla dan Dion berdiri dari tempat duduknya dengan menghampiri Alfira yang sedang duduk sendirian mengemasi peralatan alat tulisnya untuk dimasukkan kedalam tas.

"Gimana jadi nggak mata-matain Alfian?" tanya Syahla menatap kedua sahabatnya Alfira dan Dion secara bergantian.

"Ya jadi dong. Lagian gue udah nyiapin beberapa perlengkapan detektif untuk melancarkan aksi kita hari ini." ujar Dion mengeluarkan alat detektif dari dalam tasnya yang berupa tiga kaca mata hitam, satu kaca pembesar, buku dan bolpoin.

"Cuma ini doang Yon?" tanya ragu Syahla dengan alat detektif yang dikeluarkan Dion.

"Iya, gimana menurut kalian keren nggak." ucap Dion memakai kacamata hitamnya dengan tangannya memegangi kaca pembesar sambil bergaya pose ala detektif sungguhan.

"Gak usah sok gaya malu sama upin-ipin, masa alat detektif lebih lengkap punya mereka."

Alfira yang sembari tadi hanya menyimak kedua sahabatnya mulai bertindak dengan menarik tangan kedua sahabatnya untuk keluar dari ruang kelas.

"Wah ada yang semangat nih." ucap Dion yang hanya pasrah tanganya ditarik oleh Alfira.

"Kalian lama cuma bacot doang, tapi nggak ada aksi untuk mulai-mulai."

Kini Alfira, Dion, dan Syahla sudah bersembunyi di dekat tempat Alfian memarkirkan sepeda motornya hal ini menandakan Alfian belum meninggalkan sekolah.

"Eh itu Alfian." ucap Dion memberikan kode agar kedua sahabatnya yaitu Alfira dan Syahla untuk berpura-pura tidak melihat keberadaan Alfian.

"Gimana sudah pergi belum?" tanya Syahla.

Dion menoleh ke arah belakang dengan mendapati Alfian yang sudah mengendarai sepeda motornya hendak keluar dari sekolah.

"Aksi detektif dimulai." ucap bersamaan Alfian, Dion dan Syahla sembari memakai kaca mata hitam secara bersamaan.

"Eh tunggu sebentar, kita ngikuti Alfiannya mau boncengan bertiga alias cenglu?" tanya Alfira.

"Tenang Ra, sekarang gue ke sekolah udah bawa sepeda motor. Jadi lo sama gue." balas Syahla dengan menaiki sepeda motor scoopy miliknya yang diikuti oleh Alfira yang duduk di jok belakangnya.

Iring-iringan sepeda motor yang dikendarai oleh Dion dan Syahla mengikuti laju sepeda motor Alfian dari arah belakang kemana akan pergi dengan menjaga jarak aman agar tidak ketahuan dan kehilangan jejak.

Alfian menghentikan sepeda motornya untuk diparkirkan di pinggir jalan, lalu berjalan masuk kedalam toko buku.

Dion dan Syahla juga memarkirkan sepeda motornya tak jauh dari milik Alfian dengan tetap menjaga jarak aman agar nggak ketahuan.

Sebelum melancarkan aksi detektifnya, Alfira, Dion dan Syahla terlebih dahulu memakai jaket untuk menutupi seragam sekolah dan memakai masker untuk menutupi wajah mereka. Aksi detektif memata-matai Alfian pun dimulai.

Alfira, Dion dan Syahla memasuki toko buku, tapi saat berada di dalam toko buku mereka kehilangan jejak dari keberadaan Alfian. Pasalnya toko buku ini begitu luas dan besar yang terdapat banyak rak-rak buku. Toko ini bisa dibilang surganya bagi orang kutu buku.

"Kemana perginya Alfian?" tanya Syahla yang tidak melihat keberadaan Alfian.

"Yo ndak tahu kok tanya saya." jawab Dion.

"Gimana kalau kita berpencar saja agar tidak terlihat mencurigakan dan mempermudah mencari keberadaan Alfian sekarang." usul Alfira yang mendapatkan anggukkan setuju dari kedua sahabatnya Dion dan Syahla.

Alfian & Alfiraजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें