Bagian 23

42 11 8
                                    

Selamat Membaca :}

Alfian mengendarai sepeda motornya menuju ke rumah Alfira untuk menepati janji menjemputnya nonton bersama pertandingan sepak bola antara Arema Malang melawan Persija Jakarta.

Alfian mengetuk pintu rumah Alfira sembari berucap "Assalamualaikum Ra."

"Waalaikumsalam." jawab Alfira membukakan pintu.

Alfira memakai kacamata hitam, baju oranye Persija dan syal yang melingkar di pinggangnya. Alfian terpana melihat kecantikan dari Alfira yang membuatnya sampai tak mengedipkan mata.

Alfira melambaikan tangannya untuk menyadarkan Alfian yang sedang terdiam mematung memandanginya. " Al lo nggak sedang kesurupan kan?"

Alfian menggelengkan kepalanya "Nggak lah." berjalan menuju ke sepeda motornya, lalu memakaikan helm ke Alfira dengan hati-hati dan lembut.

"Tumben pakai nya nggak kasar kayak biasanya?" tanya Alfira.

"Karena lo hari ini cantik." jawab Alfian.

"Jadi, biasanya selama ini gue jelek gitu."

"Dasar cewek memang sulit untuk dimengerti." gumam Alfian sambil melajukan sepeda motornya menuju ke tempat cafe milik Dion.

Sesampai di depan cafe milik Dion yang sudah tampak ramai dengan orang-orang yang memakai atribut Persija. Alfian dan Alfira berjalan memasuki cafe dengan dipandangi oleh pendukung Persija yang sedang duduk. Alfian dipandangi karena dirinya memakai baju biru bergambar singa mengepal yang menunjukkan baju tim yang akan dilawan Persija hari ini.

Salah satu orang dari pendukung Persija berdiri dari tempat duduknya menghampiri Alfian dengan berucap "Arema dan Persija saudara." memberikan tos tangan kepada Alfian.

Banyak pendukung Persija lainya yang memberikan acungan jempol dan menyapa Alfian. Hal ini menandakan kalau rivalitas hanya 90 menit selebihnya kita saudara satu Indonesia.

Alfira menengok kanan kiri mencari Dion dan Syahla di puluhan pengunjung yang hampir semuanya menggunakan baju Persija yang mempersulit mencari keberadaan mereka. Dari kejauhan terlihat Syahla sedang melambaikan tangannya untuk memberitahu kalau dirinya ada di sana. Alfian yang melihat Syahla melambaikan tangan segera menggenggam tangan Alfira untuk diajak menuju ke tempat Syahla berada.

"Sekarang gantian ya yang genggam tangan nya, udah kayak shift-shift an satpam aja." ucap Syahla yang membuat Alfira melepaskan genggaman dari tangan Alfian.

Dion datang membawakan minuman es taro dan kentang goreng "Ini semua gratis untuk kalian semua karena udah datang ke cafe gue."

"Makasih Yon." ucap bergantian antara Alfian, Alfira dan Syahla.

"Sumpah kalian berdua cocok banget yang satu dukung Arema satunya Persija. Nggak papa beda dukungan yang penting satu hati." ujar Dion.

"Apaan sih Yon, kita cuma teman benar nggak Al." Alfian hanya mengangguk sembari menikmati kentang goreng.

"Yang beda dukungan aja bisa bersama, terus yang dukungan sama masak nggak bisa." ujar Dion menaikkan kedua alisnya ke Syahla yang ternyata sedang melihat cowok ganteng yang ada di sampingnya.

"Ra tengok cowok yang pakai kaca mata hitam sama topi hitam itu, sumpah damage gantengnya nggak ada obat." ujar Syahla menggigit bibirnya dengan kedua matanya terus memandangi cowok tersebut.

"Iya sih ganteng, tapi kayak playboy gitu."

"Sabar selain dukung Arema, aku juga dukung lo sama Syahla." ucap dingin Alfian sambil menyeruput es taronya.

Alfian & AlfiraWhere stories live. Discover now