Bagian 24

38 10 2
                                    

Selamat membaca nawak-nawak

Hari ini Alfira bangun lebih pagi mendahului alarm jamnya berderingnya. Segera ia bergegas menuju ke dapur untuk membantu ibunya menyiapkan nasi bungkus.

"Wih tumben bangun lebih pagi dan tampak semangat." ucap Marissa ibunya Alfira yang masih duduk santai seraya menikmati secangkir teh hangat.

"Mana bu yang harus Alfira kerjakan?" tanya Alfira.

"Itu potong sayur-sayurannya kalau udah goreng ayamnya." jawab Marissa yang masih terheran dengan anak semata wayangnya yang tiba-tiba rajin dan semangat di pagi ini.

Selesai membantu ibunya memotong sayuran dan menggoreng ayam, Alfira bergegas menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Lalu mengganti pakaiannya dengan seragam sekolah.

Terdengar ada seseorang yang memanggil nama Alfira dan mengetuk pintu depan rumahnya.

"Ra ada yang manggil kamu tuh di depan." beritahu Marissa yang membuat Alfira keluar dari kamar tidurnya untuk menemuinya.

Alfira membuka pintu depan rumahnya yang langsung mendapatkan sedikit tawa dari Alfian.

"Kenapa lo ketawa?" tanya Alfira.

"Seragammu kebalik." balas Alfian.

Alfira melihat seragamnya yang ternyata benar terbalik. Dengan perasaan malu, Alfira langsung menutup pintunya kembali meninggalkan Alfian yang masih diluar.

Alfira berlari masuk ke kamar tidurnya kembali.

"Ra siapa yang diluar?" tanya Marissa.

"Relawan yang akan bantu kita hari ini." jawab Alfira sambil membenarkan seragamnya yang terbalik di dalam kamarnya.

"Relawan buat apa Ra? Emang rumah kita sedang kebanjiran." ucap Marissa yang masih bingung dengan perkataan anaknya.

Alfira tidak menanggapi pertanyaan ibunya dengan kembali membuka pintu depan lagi yang mendapati Alfian masih tetap berdiri di depan pintu.

"Lo kenapa masih disini mau jadi penjaga pintu rumah gue." ujar Alfira bersandar di pintu.

"Kan tadi pintunya langsung ditutup, tanpa mempersilahkan aku masuk." ucap Alfian yang membuat Alfira tersenyum kecil atas tindakanya tadi.

"Yaudah buruan bantu nyiapan nasi bungkus sebelum Nabil datang." Alfira menggenggam tangan Alfian untuk diajak masuk ke rumahnya.

"Oh nak Alfian relawanya." Alfian menghampiri Marisaa ibunya Alfira untuk bersalaman.

"Relawan?" Alfian bingung dengan ucapan yang dimaksud ibunya Alfira sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Alfira menjelaskan "Jadi gini loh Buk, Alfian datang sebagai relawan untuk bantu-bantu kita mempersiapkan nasi bungkus agar lebih cepat selesainya. Benar nggak Al ?" Alfira mengedipkan sebelah matanya untuk memberikan kode.

"Iya bu benar." ujar Alfian tersenyum.

Segera Alfian membantu Alfira dan ibunya mempersiapkan nasi bungkus. Setelah, beberapa menit akhirnya nasi bungkus yang akan dibawa ke sekolahan selesai lebih cepat karena bantuan tenaga dari Alfian.

"Nak Alfian sekalian sarapan disini ya?" Marissa menawarkan sarapan bersama kepada Alfian.

"Iy..." potong Alfira. "Alfian katanya udah sarapan sebelum datang kesini bu. Kalau, begitu Alfira berangkat ke sekolah dulu ya bu." Alfira berpamitan kepada ibunya sembari mencium tanganya.

"Ayo cepat keburu Nabil datang nanti." bisik Alfira di dekat telinga Alfian.

Alfian berdiri dari tempat duduknya "Alfian izin pamit berangkat ke sekolah sama Alfira ya bu." ucap Alfian berpamitan sembari mencium tangan Marissa ibunya Alfira.

Alfian & AlfiraWhere stories live. Discover now