Bagian 30

33 12 34
                                    

Tamales membaca :')

Alfian bangun sebelum alarm jamnya berdering untuk membangunkanya. Malam ini Alfian tidur dengan tak begitu nyenyak setelah melihat foto Alara yang membutanya terus kepikiran. Selain itu, masalah yang terus berdatangan menghampiri juga membuatya sulit untuk tidur dengan tenang.

Dengan masih muka bantal Alfian menuju ke kamar mandi yang berada di dalam kamar tidurnya. Setelah masuk ke dalam kamar mandi, Alfian menyalakan shower air yang dingin untuk membasahi kepalanya yang terasa panas karena banyak pikiran.

Hampir tiga puluh menit lamanya Alfian berdiam diri dibawah derasnya shower yang membasahi tubuhnya. Tiba-tiba suara perut Alfian berbunyi yang membuatnya menyudahi berdiam diri di bawah shower dengan mulai membersihkan setiap bagian tubuhnya. Kemudian Alfian menuju ke dapur untuk menyiapkan sarapan sebelum berangkat ke sekolah.

Hari ini Alfian memasak nasi goreng dengan ditemani satu telor ceplok di atasnya. Kenapa Alfian suka masak nasi goreng? Ya karena menurutnya itu termasuk masakan yang mudah untuk dibuat dan bisa mengantisipasi nasi kemarin yang nggak habis untuk dibuat nasi goreng dari pada jadi karak.

Alfian yang hendak menyantap satu sendok nasi goreng buatanya, tiba-tiba terdengar suara bel rumah yang membuatnya mengurungkan niat untuk menyantap nasi goreng nya dan memilih untuk keluar memeriksa ke depan gerbang rumah.

"Siapa sih pagi-pagi begini datang untuk bertamu." gumam Alfian dengan perasaan kesal akibat menggaggu sarapan paginya.

Alfian membuka gerbang rumahnya dengan wajah yang cukup terkejut saat mendapati ayah dan ibunya yang kini berada di hadapannya.

"Ayah dan ibu kalau datang kok nggak kabar-kabar sih?" tanya Alfian yang hanya dicuekin oleh ayahnya yang langsung masuk.

"Ya biar ada kejutan buat nak Alfian." ujar Rahayu ibunya Alfian yang langsung memeluk anak semata wayangnya dengan erat karena sudah cukup lama nggak ketemu.

"Alfian rindu sama ibu." ucap Alfian dengan membalas pelukan ibunya.

Kedua orang tua Alfian mulai masuk ke dalam rumah, Ibu Alfian berkeliling rumah untuk melihat kondisi rumah yang ditinggali anak semata wayangnya tersebut. Sedangkan ayahnya Alfian langsung mengambil posisi duduk di ruang makan bersama Alfian.

"Al yang masak nasi goreng kamu sendiri?" tanya Santoso ayah Alfian.

"Iya." jawab singkat Alfian dengan fokus terhadap nasi gorengnya.

"Tak ku sangka disini kamu belajar masak sendiri." ujar Santoso dengan mencentong nasi goreng untuk ditaruh ke piringnya.

"Nggak belajar masak, emang kebetulan aja nasi kemarin masih ada."

"Ayah coba ya masakanmu." Santoso mulai mengunyah nasi goreng yang ada di dalam mulutnya yang membuatnya langsung terenyuh dengan rasa enak dari nasi goreng buatan anak semata wayangnya.

"Pepatah pernah berkata buah jatuh tak jauh dari pohonnya yang artinya kamu jago masak kayak ayahmu. Berarti setelah lulus sekolah SMA sudah siap menuju keluar negeri untuk belajar masak dan nerusin bisnis restoran ayah ya."

Alfian yang mendengar perkataan ayahanya tidak manjawab dengan berlalu pergi dari meja makan setelah menghabiskan nasi goreng di piringnya tanpa tersisa sebutir nasi sedikit pun.

Alfian memang tidak suka dengan keinginan ayahnya yang selalu menuntut anak semata wayangnya untuk nerusin bisnis restoran dan belajar memasak di luar negeri. Meskipun Alfian cukup jago memasak, tapi tidak berminat sedikitpun untuk terjun ke bisnis tersebut.

Alfian & AlfiraWhere stories live. Discover now