Chapter 16

413 65 28
                                    






"Seharian ini Obito cuman duduk-duduk di taman belakang kok Pa sama Rin." Ucapnya. Memang benar adanya.

Onyx Madara menyipit,

"Kamu nggak bohong kan? Di taman aja?"

Obito menghela nafas sekali lagi. Onyxnya melirik Rin yang disebelahnya, menunduk lalu menatap Madara lagi dengan ragu, "Tadi pagi aku sempet di kamar Pa tapi aku cuman-"

Obito jadi berhenti melanjutkan kalimatnya karena semua yang ada di ruang makan terkejut mendengar pengakuannya, termasuk Mei yang sedang sibuk menyiapkan makan untuk makan malam, jadi hampir menjatuhkan pancinya.

Itachi memandang Obito kasihan, tapi salah siapa juga pake acara ke kamar segala. Batinnya. Sementara Sasuke, Sakura dan Shisui hanya memperhatikan.

"Tapi, sumpah Pa! Kita nggak ngapa-ngapain di kamar-"

"Papa tanya sekali lagi, kamu ngapain di kamar?" Potong Madara tegas.

"Sumpah, aku nggak ngapa-ngapain Pa, dengerin dulu penjelasan aku."

Madara melirik gadis yang sedari tadi diam menunduk, mulut Obito sedikit terbuka melihat Madara udah pasang tampang siap nge-bully mental pacarnya.

Dan saat pria tua itu memanggil namanya, Rin terkesiap di tempat. "Jadi, kamu yang ngajak Obito ke kamar?"

Etdah, gila ya?

"N-nggak Om." Rin membulat terkejut, spontan menjawab.

"Tapi bener, kalian nggak ngapa-ngapain?"

"Sumpah, nggak Pa!" Jawab Obito mantap.

Madara menganggukkan kepalanya dan mungkin mereka memang benar. Ia tahu anak-anaknya adalah anak yang baik walaupun kejahilan dan keusilannya luar biasa melekat pada diri mereka.

Obito dan Rin menghela nafas lega saat Madara menyuruh anak-anaknya untuk pergi karena ia tidak mau ambil pusing. Sekaligus makan malam berdua dengan Mei.

Para Uchiha bersaudara, bersama Sakura dan Rin duduk melingkar pada sofa ruang keluarga. Meninggalkan Madara yang duduk berdua dengan Mei di meja makan. Obito masih memasang tampang gregetan sama Itachi yang bisa-bisanya menuduh tanpa bukti.

Itachi menghela nafas, tangannya terulur untuk meminta maaf. "To, maafin gua. Sumpah nggak ada niatan apa-apa. Gua cuman shock, To.."

Obito menerima jabatan tangan saudaranya, "Lu lain kali jangan gitu Chi, sumpah gua masih greget sama lo. Bisa-bisanya.."

"Ya untungnya Aniki dateng kan," Sahut Sasuke nyolot, "Kalo nggak, lu terjebak nafsu gimana?"

Obito mengelus dada, "Syukur gua nggak mesum, timbang lu Sas."

"Enak aja lo ngomong, gua mesum dari mana coba?" Onyxnya sedikit melihat Sakura yang nampak terkejut dengan apa yang diomongkan Obito.

"Lu lupa? Kan pernah dihukum Papa gara-gara lu nonton-"

Omongan Obito terpotong saat Sasuke tiba-tiba menjerit tidak jelas. Sasuke malah memeriksa pakaiannya sendiri, meraba-raba seolah ada binatang yang masuk kedalam bajunya.

"Gue kira kecoa, tapi ternyata nyamuk." Jawab Sasuke absurd.

"Gak jelas." Gerutu Itachi pedas.

Sejenak, hening menyelimuti. Sasuke melirik ke arah jam dinding dan waktu sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh. Sebenarnya nggak terlalu malam juga sih, dan mereka mempunyai inisiatif untuk bermain game.

"Males Sas. Capek gua." Tolak Itachi, dan tolakan Itachi mendapat semburan dari Shisui. "Lu ngapain Chi?"

"Eh, kita duluan aja ya." Ucap Rin tiba-tiba, dua wanita itu siap masuk ke kamar untuk tidur duluan.

MY DADDY { MADARA }Where stories live. Discover now