Chapter 47

260 32 27
                                    






"Sayang, kamu ke rumah aku dulu ya."

Perkataan Rin membuat Obito menyernyit.  Setelah pelaksanaan ujian, Obito melajukan mobilnya untuk pulang ke rumah tapi kini Rin malah menyuruhnya untuk putar balik ke rumahnya. Padahal bentar lagi dia sampai ke rumah.

"Kenapa nggak bilang dari tadi sayang?" Tanya Obito membelokkan mobilnya lawan jalan pulang.

"Aku lupa, Obito-kun. Maaf ya.."

Pria itu jadi berdebar-debar dipanggil selembut itu. Obito pun mempercepat laju mobilnya untuk sampai lebih cepat ke rumah Rin.

Sesampainya disana, seperti biasa, Obito selalu membukakan pintu untuk wanita itu walaupun Rin sebenarnya sudah menolak. Tapi tetap saja, Obito si keras kepala yang tak mau menerima penolakan.

"Obito-kun masuk aja." Ucap Rin saat melihat Obito hendak duduk di sofa ruang tamu. Karena perkataan Rin, Obito mengikuti langkah wanita itu hingga mereka sampai di ruang makan. Pria itu sedikit bertanya-tanya saat tak menemui orangtua Rin. Apa mereka sedang pergi?

"Ayah sama ibumu kemana Rin?"

"Ayah sama ibu lagi keluar, mungkin nanti malam balik." Ucap Rin tersenyum.

Obito tak menyahut lagi. Onyxnya kini mengawasi Rin yang sedang mengambil piring dan meletakkannya di depan meja Obito. Selanjutnya membuat Obito kebingungan saat Rin malah menutup matanya dengan kain hitam.

"Sayang, kok mata aku ditutup?"

Rin tak menjawab. Melainkan meninggalkan Obito untuk mengambil sesuatu di kulkas. Sebelum memberikan  sesuatu itu, Rin menatap hampa kue buatannya sendiri tadi pagi. Entah rasanya enak atau tidak di mulut Obito, tampilannya pun biasa saja. Rin menyesal sudah membuat, harusnya ia beli saja. Pikirnya.

Tapi ini sudah terlanjur. Daripada dibuang-buang, akhirnya Rin tetap mengambil kue tersebut dari dalam kulkas dan meletakkannya di depan Obito.

Wanita itu membuka penutup kain di mata Obito lalu sebelum Obito membuka kelopak matanya, Rin sudah memberi ancang-ancang untuk tidak membuka matanya dulu.

Setelah Rin duduk di kursi makan depan Obito, barulah wanita itu meminta Obito agar membuka kedua onyxnya.

Perlahan, onyx itu akhirnya terbuka dan pria itu sontak terkejut mendapati sebuah kue berbentuk love didepannya. Kue-nya tak besar dan bewarna coklat. Diatasnya ada beberapa cherry. Kue yang terlihat sederhana tapi bisa membuat jantung Obito nyaris jatuh tempurung lutut. Ah, sebenarnya bukan karena kue-nya. Tapi seorang wanita didepannya yang sedang tersenyum dengan pipi merah seperti tomat.

"Selamat atas kelulusanmu, Obito-kun!" Ucap Rin memecahkan keheningan yang sempat hinggap di antara mereka.

Obito masih nampak shock dan tak berkedip, lebih-lebih Rin berdiri dari kursinya dan sesuatu menempel di pipinya. Benda itu tak kunjung terlepas dan cukup lama bibir Rin hinggap disana. Hingga akhirnya Rin melepaskan bibirnya dari pipi Obito untuk menatap ekspresi wajah Obito sekarang.

Rin tersenyum, hatinya tergelitik tatkala melihat ekspresi Obito yang berbinar-binar dengan rona merah di pipinya. Wanita itu lantas mengambil sebuah pisau kue lalu menyelipkan jemarinya pada jemari besar Obito.

"Kita potong bareng ya, Obito-kun.."

Rin menuntun Obito memotong kue hingga jadilah sepotong kecil kue itu dan diletakkan di piring baru.

"Aa.." Tangan Rin terangkat sudah siap dengan secuil kue dihadapan mulut Obito namun pria itu seolah tak bergeming dari tempatnya. Tampak mematung.

"Sayang, kok kamu malah ngelamun sih. Ini cobain kue buatan aku."

MY DADDY { MADARA }Where stories live. Discover now