Chapter 21

378 53 31
                                    






Waktu sudah menunjukkan pukul enam sore. Kakashi dan Rin, masih betah berada di rumah mewah itu dan tidak berniat untuk pulang. Pria perak itu bermain game horor di kamar Itachi, Shisui juga ikut. Sementara Obito dan Rin asik pacaran di taman belakang rumah itu, sambil menikmati angin sore.

Lalu, Sasuke?

Pria raven itu duduk di meja makan sambil mengamati dua orang yang saling beromansa itu.

Onyx Sasuke menangkap pemandangan yang romantis di matanya. Dengan kepala Obito yang terbaring di pangkuan Rin. Sementara gadis berambut coklat itu sesekali mengelus rambut hitam Obito.

"Rin, makasih kadonya ya. Aku seneng banget..."

Pria itu bangun dari pangkuan Rin dan menangkup pipi itu sebelum akhirnya melumat bibir dan bibir bertemu, saling memagut dengan hangat dan lembut.

Membuat Rin merona hebat dan perutnya terasa seperti dipenuhi bunga-bunga yang bermekaran. Jantungnya berdegup dengan sangat cepat.

Obito segera melepaskan pagutannya sebelum ada yang melihat. Sekaligus tidak ingin berlama-lama karena tidak mau kebablasan.

"Rin,"

"Ya, Obito?"

"Kami-sama itu baik yah. Saat aku minta bunga mawar, aku diberi taman yang indah. Saat aku meminta setetes air, aku diberi lautan. Eh, saat aku minta malaikat, aku diberi kamu."

Rin menundukkan kepalanya dan tersenyum dengan wajah yang memerah.

"Kau benar-benar cheesy, Obito! Dasar gombal!"

Sasuke hanya bisa geleng-geleng kepala menatap Obito dari kejauhan. Bosan, pria itu melangkahkan kakinya menuju kamar Itachi. Belum membuka pintu, ia mendengar suara teriakan tiga orang didalam.

"Kaget, anjing! Kas, Kas, bakar bonekanya!"

"Cepetan bakar, woy!"

Apasih. Batin Sasuke mendengar Itachi dan Shisui berteriak heboh dan kedengaran sampai keluar. Kakak-kakaknya emang gak waras semua.

Pria pantat ayam itu melangkahkan kakinya masuk dan ternyata oh ternyata.. Itachi lagi megang bantal dan masuk kedalam selimut bersama Shisui, sementara pria perak itu main game berdiri sambil mundur-mundur, takut ada jumpsquare gitu loh.

"Lu maen apaan?" Tanya Sasuke menepuk bahu Kakashi. Pria itu terlonjak kaget dengan kedatangan Sasuke tiba-tiba.

"Pacify, Sas."

Sasuke manggut-manggut paham, "Halah, game Pacify aja sampek teriak-teriak. Cemen lu pada!"

Kening Itachi mengkerut, "Kas, kasih controller nya ke Sasuke. Gaya amat.."

"Tau nih. Itachi hampir jantungan tadi,"

"Aniki lemah, bangke."

Sasuke meraih stick dan bermain game tersebut. Santai aja mah, sebenarnya nggak nakutin sama sekali. Cuman ngagetin aja.

"Jago juga lu Sas," Ucap Kakashi.

Sasuke mengangkat alis sok asik dan terus bermain, mengabaikan dua sosok penakut yang jerit-jerit nggak jelas. Sampai akhirnya mereka mendengar suara bising dari luar. Seperti suara truck dan banyak orang.

"Apaan sih?"

Mereka jadi penasaran dan langsung keluar kamar. Langkah ketiga orang itu menuju halaman depan rumah. Semua sontak terkaget-kaget tatkala melihat truck super gede yang mengangkut sepeda motor ninja.

"Ini kenapa? Lu beli motor apa gimana?" Tanya Itachi pada Shisui, dan pria itu hanya menggelengkan kepala.

"Lu beli motor To?" Tanya Itachi lagi yang kebingungan.

MY DADDY { MADARA }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang