Chapter 49 (Special Chapter)

537 44 45
                                    








Madara Uchiha memberhentikan mobil mewahnya didepan sebuah butik ternama. Pria itu tak langsung keluar dari mobil. Melainkan menatap seorang wanita disebelahnya. Astaga, Madara sendiri masih tak menyangka jika sebentar lagi Mei menjadi istrinya.

"Ayo, Madara."

Suara Mei membuat Madara mengerjab. Sementara Mei cukup berdebar-debar dilihat terus seperti ini. Oleh karena itu, Mei segera memanggilnya.

Mereka berdua masuk kedalam butik dan seorang pegawai mengarahkan mereka ke sebuah ruangan. Seminggu yang lalu mereka sudah memilih sebuah tuxedo dan gaun untuk pernikahan mereka nanti. Sekarang waktunya fitting baju pengantin dan pernikahan hanya tinggal menunggu hari saja ..

Waktu sebulan rasanya kurang untuk persiapan pernikahan. Biasanya, orang-orang biasa perlu waktu tiga sampai empat bulan. Tapi, Madara bukan orang biasa. Waktu sebulan, sangat bisa dilakukan. Dengan banyak dikerahkan tenaga kerja dan Wedding Organizer yang sangat profesional menangani sebuah acara.

"Madara, kenapa gaunnya sedikit sesak?" Ucap Mei melalui cermin besar yang ada di hadapannya.

Madara balas menatap Mei dari pantulan cermin itu. Madara juga menyempatkan diri untuk melirik perempuan yang berada disebelah calon istrinya. Perempuan itu cemberut begitu tahu pada bagian perut gaun pengantin pelanggannya menyempit beberapa milimeter.

"Seharusnya seminggu ini kau berhenti makan terlalu banyak," Ujar Madara. "Kau harus menekan nafsu makan kalau ingin fitting baju sampai hari pernikahan kita nanti. Jangan sampai kau merobek gaunmu di pesta nanti karena kau terlalu gemuk,"

Ucapan Madara membuat Mei mendengus sebal. "Kau ini aneh sekali. Kau yang menyuruhku makan supaya tidak terlihat kurus."

"Aku mengatakannya karena kau makan seperti anak kucing. Bahkan anak kucing pun lebih banyak dari porsimu."

Mei lagi-lagi mendengus, akhirnya tak menjawab. Madara memang agak menyebalkan, tapi ia sayang.. Kalau Mei tidak sayang, sudah dipastikan ia mengacak-acak rambut hitam itu.

Gaun pengantin Mei sangat cantik. Gaun putih panjang tanpa lengan dengan bagian bawah yang mengembang. Di beberapa detail bagian depan gaun itu tersebar kristal-kristal cantik berkilau. Meskipun Mei tampil dengan rambut panjang khasnya dan tidak memakai make up, wanita itu tetap terlihat cantik.

Mei menghela napas. "Bagaimana ini?" Tanya Mei menatap pantulan dirinya di cermin kemudian menatap seorang perempuan disampingnya.

"Saya harus mengukur ulang Anda, lalu mengubah sedikit ukuran gaunnya,"

"Jangan!" Tolak Mei cepat. "Begini saja. Kapan jadwal fitting selanjutnya? Aku masih harus berapa kali fitting lagi?"

Wanita itu mengerutkan dahinya, mencoba mengingat jadwal fitting Mei. "Tiga hari sebelum hari H, Nyonya." sahut wanita itu.

"Begini saja tolong ukuran ini janga diganti. Aku janji akan berdiet dan gaun ini akan kembali pas di badanku," Ucap Mei penuh keyakinan.

"Nyonya yakin tidak mau mengubah ukuran gaunnya?"

Mei mengangguk. "Aku yakin."

"Baiklah, Nyonya." Perempuan itu akhirnya menuruti permintaan Mei. "Karena jahitan pada gaun ini tidak ada yang berubah. Tolong Anda berusaha menurunkan berat badan Anda, setidaknya dua sampai tiga kilogram,"

Setelah mencapai kesepakatan, Mei dibantu oleh orang itu melepaskan gaun.

"Cobalah untuk minum jus buah sebagai pengganti kopi di pagi hari. Kau juga bisa meminumnya di malam hari." Saran Madara setelah keluar dari butik, mereka berdua di dalam mobil. Perjalanan menuju ke sebuah tempat.

MY DADDY { MADARA }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang