Chapter 44 (Special Chapter)

288 39 26
                                    





"Aku bantu ya Tante,"

Mei sedikit tersentak mendengar suara yang ia kenali itu. Wanita itu menolehkan kepalanya ke belakang. Dilihatnya Rin dan dua perempuan yang lain. Sakura dan Izumi. Kebetulan, ia memang sedikit kerepotan karena memasak sendiri.

Rin maju beberapa langkah untuk berdiri disamping Mei diikuti Izumi dan Sakura. Ketiga perempuan itu melihat beberapa jenis sayur, ikan laut, dan bawang-bawangan.

Dilihatnya, Mei sedang menyiapkan wajan dan minyak. Mei tersenyum manis tatkala melihat empat tiga perempuan itu berada disisinya. Matanya mulai melirik Rin yang kini mengambil ikan dan membersihkannya. Dilanjutkan dengan Izumi yang memotong bawang dan Sakura yang mengupas kentang lalu memotongnya menjadi beberapa bagian.

Tiga puluh menit berlalu hingga kini semua bahan itu bercampur dan menjadi hidangan makan malam. Aromanya sangat mengguga selera makan sehingga cacing-cacing yang berada di perut berontak minta makan.

"Tante, pasti masakan tante enak." Ucap Izumi memecahkan keheningan yang sempat mendominasi karena tadi mereka fokus memasak. Wanita itu tersenyum.

Bukannya mengangguk Mei malah berkilah tidak setuju. "Bukan masakan Tante sepenuhnya. Ada kamu, Rin dan Sakura yang bantu Tante." Sahutnya rendah hati.

"Tapi tetep aja ini masakan Tante. Kita kan cuman bantu potong bahan-bahannya tadi," Sahut Rin kali ini. Membuat Mei mendadak canggung dan tidak tahu harus menjawab apa.

"Rin bener Tante," Ucap Sakura menyetujui, "Kita kan cuman bantu potong-potong doang. Om pasti suka masakannya."

Entah Mei harus menjawab apa. Ia dibuat semakin bisu. Pipinya memanas dan Mei sadar pasti pipinya yang mendadak merah terlihat oleh tiga pasang mata perempuan di kanan-kirinya.

"Om pasti nambah." Sahut Rin, tersenyum menatap Mei. Disebelahnya, ada Sakura tertawa kecil sembari menutup mulutnya.

"Iya," Izumi menyahut setuju. "Om pasti nambah. Masakan Tante emang bikin ngiler, padahal belum coba. Tapi harumnya itu loh Tante."

Rin mengangguk dan menggerakkan tangannya untuk diletakkan di depan dada. "Apalagi dibuat dengan sepenuh hati,"

"Eh?" Mei terperangah terkejut.

Entah kenapa Mei menangkap kilatan jahil dari tiga pasang mata itu. Atau hanya perasaannya saja?

"Sayang!"

Rin terkejut mendengar suara berat Obito tiba-tiba memanggil namanya. Wanita itu lantas cepat-cepat mengintip dari balik dinding dapur, dilihatnya lima pria yang sudah duduk anteng di ruang makan. Menunggu makan malam.

Obito yang menyadari Rin berdiri disana lantas memanggil kembali. "Sayang! Ayo makan,"

"Sabar, Obito.." Jawab wanita itu pelan dan gugup. Rin menuju kembali ke dapur dan melihat Mei tertawa pelan. Wanita berambut panjang itu menepuk pundak Rin dengan pelan. "Obito udah nggak sabar kamu duduk, makan bareng sama dia."

Entah kenapa Rin malu sendiri. Ia menundukkan kepalanya menyembunyikan rona merah di pipi. Sekaligus tak menyadari bahwa Mei tersenyum puas. "I-iya Tante."

Banyak makanan yang tersedia di meja. Namun ada dua hidangan yang spesial yang berada ditengah-tengah. Makanan lain di samping masakan Mei hanyalah makanan tambahan saja yang dipersiapkan oleh para maid.

Mereka sudah duduk di meja makan panjang yang mewah itu. Sudah siap dengan piring masing-masing di atas meja. Madara bertanya-tanya kenapa mereka semua hanya berdiam diri di tempat? Hm, mungkin lebih tepatnya mereka menunggu dirinya terlebih dahulu untuk mengambil hidangan.

MY DADDY { MADARA }Where stories live. Discover now