Chapter 19

408 59 33
                                    





Suara dentingan alat makan memenuhi ruangan mewah di rumah itu. Seorang pria tua berambut hitam panjang sedang menikmati sarapan pagi bersama ketiga anaknya. Ketiga-?

Madara mengira bahwa salah satu anaknya itu belum kunjung turun dari kamar. Berbeda dengan Sasuke melirik Itachi dan Shisui. Salah satu alis mereka naik, dengan tatapan bertanya-tanya. Dimanakah kakak tertuanya itu?

"Kenapa Obito belum turun?"

Pertanyaan dari Madara membuat ke-tiga anaknya itu semakin bertanya-tanya. Ayahnya tidak tahu kalau Obito tidak ada dirumah dari semalam? Mereka tahu saat melihat kamar kakaknya kosong bahkan rapi.

"Loh, kan Obito belum pulang dari semalam Pa."

Deg.

Onyx Madara melebar. Belum pulang? Apa maksud dari perkataan Sasuke yang mengatakan bahwa Obito belum pulang?

Ketiga anaknya hanya bisa mengamati ekspresi wajah Madara yang sudah berubah. Pria tua itu membeku di tempat. Minuman yang semula akan ia tegak kini menggantung di tangannya. Madara mengalihkan pandangan pada anak-anaknya yang duduk tepat di hadapannya.

"Kalian tahu, Obito kemana?" Tanya Madara dengan mengintimidasi.

Mereka saling bertatapan satu sama lain dan akhirnya Shisui menjawab, "Nggak tau sih, Pa.."

Madara meremas gelas yang berada di genggaman tangannya. Kepalanya serasa mendidih. Amarahnya mulai memuncak, marah, dan khawatir bercampur. Jujur saja, seharusnya pria itu tidak bisa marah jika belum tahu kebenarannya tapi entah kenapa darahnya yang panas seketika terkumpul di ubun-ubun.

"Pa, nggak usah khawatir. Mungkin Obito nginep di rumah temannya Pa."

Madara hanya diam dan tak menggubris perkataan Shisui. Itachi segera mengambilkan susu untuk sang ayah, "Pa tenang, Pa. Minum susu dulu."

Madara menyingkirkan segelas susu pemberian Itachi. Onyxnya memandang tajam, lalu meraih handphone di sakunya. Mencoba menelpon anaknya itu, Namun tidak tersambung.

"HP-nya drop kali Pa." Ucap Itachi positif thinking.

"Pa, mungkin Obito semalam kejebak hujan deres. Jadi nggak bisa pulang dan nginep rumah temennya." Balas Sasuke yang sama tak jauh dari Itachi.

Kan pake mobil. Batin Itachi. Tapi mungkin memang begitu.

Seolah pertanyaan mereka terjawab, suara deru mesin mobil dari halaman membuat Madara dengan sigap meninggalkan ruang makan. Sasuke, Itachi dan Shisui lantas mengikuti Madara yang sudah siap dengan semburan mautnya yang akan dilemparkan pada kakaknya nanti.

Tepat seorang Uchiha Obito membuka pintu yang menghubungkan dengan ruang tamu, onyxnya dikejutkan dengan keberadaan Madara dan ketiga saudaranya.

"Pa.." Panggil Obito pelan, lalu tersenyum layaknya bocah polos.- padahal dalem hati, udah deg-degan.

"Darimana kamu?" Tanya Madara melotot, "KENAPA PULANG PAGI?!"

Obito tersentak kaget. Hati kecil Obito tergelitik. Seperti ada sesuatu yang membuatnya resah namun ia tidak bisa menginterpretasikannya dalam kata-kata. Ada perasaan aneh yang bercampur ketakutan akan Madara akan menelisiknya lebih jauh.

"Aku nginep rumah Kakashi, Pa." Ucap Obito dengan ragu.

Onyx Madara menyipit, "Kamu pikir Papa percaya?"

Obito menggigit bibir.

Itachi menyadari bahwa sang ayah memperhatikan penampilan Obito dari atas hingga bawah dengan teliti.

MY DADDY { MADARA }Where stories live. Discover now