Chapter 32

302 46 49
                                    






Deru mesin mobil Obito terdengar. Pria itu memberhentikan mobilnya di depan rumah pacarnya. Sebelum Obito keluar, ia melirik Sasuke yang duduk di kursi sebelahnya. Memang, Sasuke bareng mobil Obito karena tidak mungkin kalau dia naik motor, lebih-lebih langsung berangkat ke gedung resepsi.

"Lu ngapain sih To? Pake mesen makanan. Sekarang udah jam setengah lima. Kita pasti telat." Ucap adiknya itu yang sedang duduk di kursi belakang.

Mendengar suara Sasuke, Obito melirik wajah adiknya lewat cermin. "Udahlah, lu jomblo. Diem aja,"

"Ck." Sasuke berdecak, "Yaudah cepetan sono samperin pacar lo."

Obito tersenyum lalu keluar dari mobil. Selepas itu mengetuk pintu istana sederhana itu dengan senang hati. Tak lama, seseorang membukakan pintu membuat Obito semakin tersenyum lebar.

"Udah siap?" Tanya Obito dan Rin hanya mengangguk.

"Ayah sama ibu mu mana?" Tanya Obito lagi, "Aku mau pamitan sama mereka."

"Ibu lagi tidur To, aku panggilin ayah aja ya." Rin melenggang masuk, dan tak lama seorang pria paruh baya keluar untuk menghampiri Obito. Pria itu tersenyum mendapati Obito yang datang ke rumahnya.

"Om, ini Obito bawain makanan buat Om." Ucap Obito menyerahkan kantong plastik berisi kotak makanan yang langsung diterima oleh bapak itu.

"Ya ampun To, Om bilang berapa kali.. nggak usah repot-repot."

"Nggak Om. Obito seneng malah. Oh, ya Om. Obito ijin ajak Rin ke pesta boleh kan Om?"

Pria itu mengangguk setuju tanpa ragu, tangannya meraih pundak Obito. "Boleh To. Tapi jangan pulang larut ya."

"Makasih banyak Om." Ucap Obito menunduk dan pria itu mengangguk. Setelah kepergian ayahnya, Rin menutup pintu rumahnya dan berjalan berdampingan menuju mobil.

Klek.

Sasuke menatap Obito yang membukakan pintu untuk Rin. Pria itu diam untuk merutuki nasib sialnya yang belum kunjung juga pacaran.

"Oh, ada Sasuke."

Suara Rin membuat Sasuke mengerjab.

"Hn." Tanggapnya singkat.

"Sayang, kamu udah makan kan?" Tanya Obito yang kini berada di kursi supir dan mulai menyalakan mesinnya kembali.

"Udah. Kamu udah To?"

Obito yang menganggukkan kepalanya membuat Rin tersenyum dan menghela nafas.

Sebelum mereka menyusul Itachi bersama Izumi di salon, Obito mengarahkan mobilnya setelah mendapatkan panduan dari Sasuke untuk menuju ke rumah Sakura.

Rumah sederhana bergaya Jepang itu membuat jantung Sasuke berdegup kencang. Sasuke tak kunjung turun membuat Obito lagi-lagi berdecak melihat sikapnya.

"Ayo, Sas. Cepetan turun," Ucap Obito menolehkan kepalanya ke belakang.

Sasuke bergerak ragu, "Tapi To.."

"Tapi apa?" Tanya Obito melototkan matanya, heran dengan sikap Sasuke. Sementara Rin bingung, hanya memandang ke arah Sasuke dan Obito bergantian.

"Tapi gua belum telpon Sakura, To. Gua takut dia nolak." Jawab Sasuke pada akhirnya.

Obito menepuk jidatnya dengan keras. Tak habis pikir dengan Sasuke. Tadi sebelum berangkat, dirinya menyuruh Sasuke untuk mengabari Sakura terlebih dahulu selagi ia sedang mandi. Tapi, adiknya itu malah ragu-ragu dan membuatnya emosi sekarang. "Lo ini gimana sih Sas? Gua kan udah bilang, lo telpon dia dulu,"

MY DADDY { MADARA }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang