Five

42.5K 2.5K 113
                                    

Hai! Ketemu lagi nih sama Arkanika hehehe^^

Makasi yaa buat kalian yang udah nyempetin baca, komen, vote dan nungguin update!🥰
Biar makin akrab panggil aku bun/bunda yaa🖤
Sehat selalu kalian! Happy Reading🥰😘

🦋🦋🦋

Tepat pukul 7 pagi Arka sampai di rumahnya. Ia memang membaca pesan dari istrinya. Seperti yang kalian ketahui dirinya tidak pulang. Melainkan menyuruh orang tuanya untuk mengurus Fifi. Jelas dirinya pagi ini akan mendapatkan berbagai kalimat pedas dari papanya.

Arka langsung memarkirkan mobilnya di depan garasi. Bisa ia lihat mobil kedua orang tuanya masih terparkir dengan rapih di dalam garasi. Segera ia memasuki rumah. Dalam hati, Arka mengkhawatirkan istrinya. Tapi ia enggan memikirkan apa yang ada dihatinya.

Memasuki rumahnya. Terlihat orangtuanya dan Ranika tengah duduk bersama. Arka sedikit syok melihat kondisi Ranika yang tampak sangat pucat. Namun, segera ia mengatur ekspresi keterkejutannya.

"Arka, dari mana kamu?" tanya Mahesa.

Arka menghela nafas. "Ada urusan, pa."

"Pa, Mas Arka jangan dimarahin, ya? Mas Arka memang sibuk. Jadi−"

Belum sempat Ranika memberikan pembelanya untuk suaminya. Mahesa lebih dulu membuka suara.

"Arka, ikut papa" Sela Mahesa.

Mahesa bangkit dan berjalan menuju taman belakang rumah anaknya. Menyisakan Lina−Ibu dari Arka dan Ranika yang tengah duduk bersampingan. Ranika menghela nafasnya berkali-kali. Lina paham bagaimana suasana hati menantunya.

Betapa menyayanginya Lina terhadap Ranika. Begitu tulus mencintai putranya. Meski sadar putranya tak kunjung membalas cintanya.

"Ranika, engga usah khawatir, ya, sayang? Papa harus bicara dengan Arka. Mama tahu, hubungan kalian engga semanis apa yang mama dan papa lihat. Tentunya kami berdua sadar, Ran, Ungkap Lina.

Ranika tersentak. "Maksud mama?" tanyanya dengan bingung. Jujur Ranika khawatir dan gelisah jika mertuanya mengetahui tentang masalah rumah tangganya.

"Ranika, mama ini seorang ibu. Mama juga seorang istri. Mama tahu betul kalian berbohong perihal manisnya hubungan kalian. Mama tahu Arka ke kamu gimana. Selama ini mama diam bukan berarti engga peduli. Tapi, mama pengin melihat sejauh mana Arka bakalan luluh sama kamu."

Ranika terdiam mendengar penuturan wanita yang kini ada di sampingnya. Dadanya terasa sakit. Selama ini ia merasa bersalah membohongi mereka.

"Ma, maafin Ranika, ya? Ini kesapakatan−"

Lina menggeleng. "Engga sayang. Kamu engga salah sama sekali. Mama tahu cinta dan sayang kamu ke Arka sangat tulus. Maafin Arka, ya? Yang sabar sama dia, jangan nyerah, ya? Kalo Arka kasar ke kamu bilang sama mama. Jangan diem aja. Meski Arka anak mama, tapi bukan berarti kalau dia salah mama akan diam dan membelanya."

-oOo­­-

Kini bapak sang anak tengah berdiri bersebelahan. Keduanya nampak diam dan tak mengucapkan apapun itu. Bahkan Arka bisa merasakan kemarahan papanya. Meski hanya diam. Arka paham betul papanya ini sedang marah.

"Mau diam terus kamu?" Tanya Mahesa.

Arka menoleh. "Pa, aku memang salah. Tapi papa tahu, kan?"

Mahesa menggeleng dengan heran. "Arka, kamu sadar diri. Harus berapa kali papa katakan?! Salsa itu engga akan pernah cinta sama kamu! Jangan gila kamu! Kamu sudah mempunyai istri, Arka!"

ArkanikaWhere stories live. Discover now