Twelve

41.3K 2.3K 36
                                    

CIEE SENENG GAA NIH DOUBLE UPDATE WKWK😘
Oke cuss yaa ramein part ini. Jangan lupa vote sama komennya. Kalo perlu viralin cerita ini🥰🥰

Gaes, aku ada rencana bikin GC Telegram buat kalian sama aku. Kira2 ada yg mau join ga? Kalo mau nanti bisa dm di wp aku yaa atau diig. Biar interaksi sama kalian lebih dekat🥰

Happy Reading!🥰

🦋🦋🦋

Kini Ranika berdiri di kamar mandi. Sudah setengah jam lamanya ia berdiri dan menatap gamang testpack yang ada digenggamannya. Bahkan semalaman ia hanya tertidur selama 3 jam.

Pukul 3 dini hari ia menuju kamar mandi. Bahkan sudah pukul 03.30 dini hari ia belum melakukan tes tersebut. Ia masih takut dengan hasilnya. Ranika menghela nafas berkali-kali.

"Duh, kalo aku gini terus kapan tahu hasilnya." Ujar Ranika.

Setelah mengatakan hal tersebut ia memantapkan dirinya mencelupkan testpack nya ke dalam gelas kecil yang ia gunakan untuk menampung air seninya. Degup jantungnya kini berdetak hebat. Bahkan tangannya kini terasa sangat dingin.

5 menit berlalu akhirnya Ranika baru memberanikan diri membuka matanya. Bahkan ia membelakangi benda tersebut. Ia gugup dan menggila dengan berbagai pikirannya.

"Apapun hasilnya aku terima, Tuhan."

Segera ia membalikan badan dan mengambil benda tersebut. Diangkatnya benda itu dan ternyata hasilnya garis dua merah. Ranika langsung menangis melihat hasilnya. Betapa terharu sekaligus syok dengan hasilnya.

Ranika menundukan kepala dan mengelus perutnya. "Anak bunda... Sehat-sehat, ya, sayang. Kamu akan jadi alasan bunda bertahan buat ke depannya." Ujar Ranika haru. Bahkan ia menangis bahagia.

Tapi ada hal yang menganggu pikirannya. Apakah nanti suaminya akan menerima atau justru..? Sudahlah, Ranika memilih segera untuk pergi tidur. Meski ia tak merasa ngantuk, namun ia harus tertidur demi buah hatinya.

-oOo-

Keesokan harinya Lina datang mengunjungi rumah menantunya. Ia langkah kakinya tergesa-gesa memasuki pekarangan rumah tersebut. Sesampainya di depan pintu Lina mengetuk pintunya tak sabaran.

Muncul sosok Bi Pian. "Eh, nyonya. Buー"

Belum sempat Bi Pian menyelesaikan ucapannya. Lina menerobos memasuki rumah tersebut. Bahkan ia berlarian mencari menantunya.

"RANIKA!?" Teriak Lina.

Hal itu membuat Ranika yang berada di dapur muncul tergesa-gesa saat mendengar mertuanya berteriak.

"Kenaー"

Ucapannya harus terhenti. Ranika terkejut tiba-tiba saja Lina memeluk dirinya. Bahkan Lina menangis histeris saat memeluknya.

"Mama kenapa?" Tanya Ranika.

"Maafin mama, Ran."

Ranika mengernyit. "Loh? Kenapa, ma? Mama, engga ada salah sama Ranika,"

Lina melerai pelukannnya. "Maafin kesalahan Arka, Ran. Mama udah tahu semuanya."

Ranika membeku ditempat. Betapa terkejutnya ia saat mendenger sendiri bahwa mertuanya telah mengetahui apa yang terjadi dan apa yang dilakukan oleh anaknya. Ranika menarik nafas dan memhembukan perlahan.

"Ma..," Panggil Ranika lembut. "Ini bukan salah mama dan salah papa. Ranika mohon, ya, saat ini jangan membahas perihal kejadian yang lalu. Ada satu hal yang pengen Ranika kasih tahu ke mama," Ungkapnya.

ArkanikaWhere stories live. Discover now