Thirty Six

21.3K 1.2K 79
                                    

aaaa! seneng banget kemarin tembus 450 vote. makasih buat kalian yang selalu ngeramein setiap part dari cerita ini. entah dari komen maupun vote. makasih ya!^^

selamat bertemu kembali bersama Arkanika! semoga kalian menikmati part ini ya!

jangan lupa ramein part ini oke? 460 vote kita lanjut next part! oke? syukur-syukur bisa lebih🥰😭

btw, sudah mendekati ending! aaaa. maaf kalo mendadak slow update karena aku benar2 bakalan mengemas ending dgn baik🥺 tentu ga akan buat kalian kecewa🥰

soon kisah Yessa, Gerry dan Fifi aku publish di Karyakarsa. ditunggu ya!🥰

VIRALIN DAN REKOMENDASIIN CERITA INI DITIKTOK OKE!

HAPPY READING

🦋🦋🦋

Tak terasa kandungan Ranika sudah memasuki usia ke delapan. Suaminya makin posesif dan segala aktivitas Ranika tentu sangat dibatasi oleh suaminya. Seperti sekarang perang dingin terjadi diantara keduanya. Bahkan Alden terpaksa harus diungsikan sementara waktu bersama Lina−Ibu Arka sekaligus mertua dari Ranika. Mengingat Alden sangat sensitif dengan keadaan seperti ini.

Ini bermula ketika saat jam makan siang Ranika mengunjungi kantor suaminya. Naasnya Arka melupakan hal tersebut dan terjadi sebuah kesalahpahaman. Arka sudah menjelaskan tapi sekali lagi, wanita selalu enggan mendengarkan apapun penjelasan disaat marah. Benar kan?

Ranika menatap malas ponselnya. Berkali-kali pesan dikirimkan oleh suaminya. Namun, ia memilih mengabaikannya dan membacanya saja.

 Namun, ia memilih mengabaikannya dan membacanya saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ranika berdecak. "Salah paham, sih, iya. Tapi aku emosi! Aaarrghh! Suami aku kenapa banyak banget yang demen, sih!" Ujarnya sambil menggigit bantal dan membuang segala hal yang ada di atas kasurnya.

Ranika benar-benar diambang emosi yang luar biasa. Bagaimana tidak emosi, saat suasana hatinya benar-benar ceria harus di hadapkan dengan hal yang mungkin semua wanita melihat ini akan emosi. Memang salah dirinya terlalu marah, tapi siapa yang terima.

"Sumpah! Aku emosi! Itu cewe sengaja jatuh atau pengen nyium, sih! Masa jatuhnya harus pipi suami aku! Mana kena bibirnya dia. Aaaaaaaaa!!! Ibu! Bapak! Ranika nangis, ini!"

Ini terjadi saat Ranika sampai di kantor sang suami. Tentu jam makan siang seperti ini semua karyawan antusias untuk menikmati segala bentuk hidangan makanan yang mengisi perut kosong mereka. Sama seperti Ranika yang dilanda rasa lapar.

Maklum saja, sebelum berangkat menuju kantor suaminya, ia sempat memasak menu makan siang hari ini. Ya, Ranika memilih menu makan siangnya sayur asem, sambal terasi dan tahu tempe. Sederhana namun rasanya sangat nikmat. Percayalah, Ranika sudah lama mengingkan masakan ini.

Jenjang kakinya melangkah ceria menuju ruangan sang suami. Hal yang selalu Ranika sukai saat ini memang selalu muncul dadakan untuk bertemu Arka. Meski begitu, ia tetap mengabarkan untuk berkunjung. Tapi, tak pernah mengatakan jam berapa dia akan berkunjung.

ArkanikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang