Twenty Four

35.1K 2K 377
                                    

Agak sedih dipart sebelumnya komennya ga tembus. Gapapa. Semoga dipart ini tembus ya!🌻🌻

Hei! Ketemu lagi sama Arkanika!🥰
Aku saranin, baca part ini pelan-pelan ya?
Oh ya, biar feelnya lebih berasa. Aku saranin kalian dengerin lagu :
1. Rizky Febian - Hingga Tua Bersama
2. Fabio Asher - Bertahan luka.

Oke, langsung aja ya ramein perbaris!

VIRALIN DAN REKOMENDASIIN CERITA INI YA!!🥰🥰

VIRALIN DAN REKOMENDASIIN CERITA INI YA!!🥰🥰

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🦋🦋🦋

"Bukan aku yang jahat. Tetapi, keadaan yang memaksaku seperti ini"
-Ranika Prameswari.

Malam harinya Arka bertandang ke rumah orang tuanya. Sebenarnya ia bisa saja pulang ke rumahnnya. Namun, saat ini yang ia butuhkan nasehat kedua orang tuanya. Pikirannya kacau dan hatinya sangat sakit. Belum lagi, segala hal ketakutan yang akhir-akhir mengusik relung hatinya.

Dengan langkah tergesa-gesa, Arka memasuki rumahnya. Bahkan tanpa adanya ketukan pintu atau apapun. Tentu saja membuat kedua orang tuanya terkejut yang saat ini sedang menonton Tv berduaan.

"Arka, astaga, kenapa ngga ke−"

Belum sempat Lina−mamah Arka menyelesaikan ucapannya. Arka lebih dulu menubruk mamahnya dan memeluk erat wanita tersebut. Lina dapat merasakan pelukan anaknya ini menghantarkan segala keresahan hati anaknya. Bahkan, Lina juga meresakan ada sedikit isakkan tangis dari anaknya.

Tentu hal ini tak luput dari pengamatan Mahesa−Papah Arka yang memilih diam dan mengamati keduanya.

Sambil mengelus punggung anak semata wayangnya Lina mengulas senyum keprihatinya.

"Duduk dulu, ya, Ar. kita bicara sama-sama." Pinta Lina lembut.

Arka merenggangkan pelukkannya dan mengikuti perintah mamahnya. Bahkan Mahesa maupun Lina mengapit Arka yang kini duduk diantara keduanya.

"Kenapa, Ar?" Tanya Lina lembut.

Arka menghela nafas dan bungkam. Ia bingung harus memulai dari mana. Takut-takut nanti dirinya kena damprat dan di salahkan lebih jauh.

"Ngomong, Ar. Papah sama mamah siap dengerin semua keluh kesah kamu," Timpal Mahesa.

"Arka sejahat itu jadi suami?" Tanya Arka lirih.

Mendengar hal itu baik Lina maupun Mahesa saling pandang satu sama lain. Ada intonasi penyesalan dan kepedihan perihal pertanyaan anak semata wayangnya. Lina memberi kode kepada sang suami untuk menjawa pertanyaan anaknya.

"Ar, sini lihat mamah coba." Pintanya lembut sambil memegang kedua tangan anaknya.

Kini Arka mendongak dan menatap wanita yang ada disampingnya.

ArkanikaWhere stories live. Discover now