Ten

44.9K 2.4K 61
                                    

HAI! KETEMU LAGI SAMA ARKANIKA YUHU😭🤣
Seneng gak? Harus sneng lahya wkwk🥰🥰

Btw nih kalian lihat. Draft buat besok wkwk. Ada kejutan loh😎

Siap buat besok? Ramein dulu ya part ini! Oke

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Siap buat besok? Ramein dulu ya part ini!
Oke. Happy Reading!🥰

🦋🦋🦋

Sebulan setelahnya Ranika tak menghubungi sang suami. Bahkan sampai memblokir nomor handphone, whatsApp, iMess dan segala akun yang berhubungan dengan suaminya. Hal ini menyebabkan masalah yang lebih runyam.

Mertuanya memberi tahu Arka semakin menjadi-jadi. Perusahaannya pun hampir bangkrut. Sehingga keadaan memaksa Mahesa−ayah dari Arka untuk mengambil alih perusahaannya sementara waktu.

"Ma, Mas Arka apa kabar?" tanya Ranika.

Lina menghela nafas. "Entah, Ran." Sambil memijat keningnya yang terasa pening. "Kamu ada apa sayang? Arka kok bisa-bisanya kerjaannya mabok dan, ya, mama engga bisa jelasin kelakuannya gimana, Ran."

Ranika mengernyit. "Berarti selama ini Mas Arka keluar masuk kelab, ma?"

"Iya. Jujur sama mama, Ran. Arka sama kamu ada apa? Dua minggu kamu memblokir akses semua suami kamu?" Tanya Lina sedikit menuntut.

Ranika bingung, harus bagaimana ia mengatakannya. Ia terlalu takut. Meski nantinya akan ada jalan keluar. Namun, ia tak ingin membuka kesalahan suaminya. Ranika meremat baju yang ia gunakan.

Hal itu tentu mengundang perhatian Lina yang ada di sampingnya. "Ranika? Kok, kamuー"

Belum sempat Lina menyelesaika ucapannya. Ranika berlari dengan cepat menuju kamar mandi. Hal itu membuat Lina terkejut dan segera menyusul menantunya ke dalam rumah.

Lina memijat bagian leher belakang menantunya. Hal itu membuat Ranika merasa tidak enak. "Ma, jangan deket-deket. Bau ini. Mama keluar aja." Pinta Ranika dengan lemas.

Lina menggeleng. "Engga, sayang." Kemudian menoleh ke belekang dan melongok keluar pintu kamar mandi. "Bi Pian, tolong buatkan teh hangat, ya?" Teriak Lina.

"Iya, Bu." Jawabnya sedikit teriak.

Setelah menyelesaikan membuang segala hal yang membuat perutnya terasa mual. Kini Ranika dipapah oleh menantunya. Ia menatap sendu sosok Lina. Dirinya sangat merindukan sang bunda yang telah meninggalkannya hampir 6 bulan.

Mendengar suara isakan kecil. Lina menoleh. "Loh, kenapa sayang?"

Bukannya menjawab, Ranika malah menangis sejadi-jadinya. Ia kini menghamburkan dirinya ke dalam dekapan mertuanya. Sontak hal itu membuat Lina tersadar akan sarat perasaan yang dihantarkan oleh Ranika.

"Nangis aja kalo kamu lagi sedih. Mama ngerti apa yang kamu rasain, sayang." Ujar Lina sambil mengelus surai panjang menantunya.

Ranika tak bersuara sejak tadi. Ia merasa hidupnya teramat menyedihkan. Ditinggalkan kedua orang tuanya dan ia harus mencintai lelaki yang sulit menerimanya. Sungguh perasaan Ranika kali ini tak bisa ia kendalikan.

ArkanikaWhere stories live. Discover now