Extra Part!

37.7K 1.2K 25
                                    

hehe, i'm back with Arkanika!❤️
ni buat yg kemarin ngeramein minta extrapart aku bikin ya! this is the last off part Arkanika💖

kabar baiknya! setelah ini dipublish, kalian bisa langsung cek ke profil aku dan masukin judul cerita Narabella ke perpus kalian ya!💖
WAJIB KALIAN BACA💖❤️

oke! ramein part ini ya! 500 vote harus bisa. tembusin!💖

Suasana baru untuk keluarga kecil yang tengah diselimuti kebahagiaan. Rumah yang biasanya hanya berisi tiga orang, kini bertambah dua personil. Satu kata yang menjelaskan itu semua ramai.

Jam tiga dini hari biasanya mereka semua masih terlelap tidur. Tapi tidak untuk sekarang. Suara tangisan bayi saling bersautan. Sudah diberi susu pun belum tentu mereka bisa tertidur dengan tenang. Apalagi Nalaーbayi perempuan ini terbilang manja dan selalu mencari perhatian. 

Terdengar suara decitan pintu saat pintu kamar keduanya di buka oleh sosok anak yang kini telah menjadi abang. 

"Ayah, bunda?" Panggil Alden dengan suara khas bangun tidur. Menguap dan mengusap matanya. Lucu bukan?

Ranika menoleh. "Loh? Alden? Kenapa bangun sayang? Masih jam tiga ini,"

Arka yang berada di samping Ranikapun ikut menoleh. "Al, kenapa? Kok bangun?"

Alden berjalan gontai menuju kasur berukuran besar di kamar kedua orang tuanya. Perlahan menaiki kasur itu dan ikut mengambil posisi di antara mereka. 

"Alden kebangun pas denger suara dedeknya pada nangis. Mereka kenapa?" 

Ranika terkekeh. "Mereka haus sayang,"

Alden membulat mulutnya dan mengangguk. "Haus, ya? Kok sampe nangis, sih?" 

Arka tertawa mendengar pertanyaan polos yang lolos dari bibir anaknya. "Kan, adek kamu belum bisa ngomong, Al. Kecuali mereka udah gede-gede lah, baru, tuh, bisa ngomong."

Alden hanya terkikik. Benar juga yang dikatakan ayahnya. Kini dirinya beralih mengelus pipi gembil adik perempuanya. Kulitnya putih bersih seperti sang bunda. 

"Nala, jangan nangis," Ujar Alden lembut. 

Ranika tersenyum. "Tuh, Nala, dengerin kata abang ya?"

Arka yang melihat interaksi ketiganya benar-benar bahagia. Tidak menyangka ini terjadi. Menjadi sosok seorang ayah dan harus merasakan drama berjaga disetiap jamnya. 

"Ini Nathan lebih anteng ya, Ran? Nangis juga, tapi nggak seheboh adeknya." Tutur Arka sambil menggendong Nathan. 

"Ya karena dia cowo  kali, mas. Biasanya cowo lebih anteng,"

Atensi mereka teralihkan saat melihat beberapa kali Alden menguap. Bahkan Nala perlahan mulai tenang, meski beberapa kali merengek. 

"Abang mau bobo di mana? Jangan nggak ikut tidur ya? Kan, nanti abang perdana masuk SD." Ujar Ranika.

Dengan sisa tenaga. Matanya sayup-sayup menahan rasa kantuknya. "Iya. Di sini aja ya, bun?"

"Oke. Tidur di sebelah ayah ya, Al."

Alden hanya menanggapi dengan anggukan dan beralih merubah posisi untuk tidur di samping kiri ayahnya. Tanpa menunggu lama, nafasnya teratur dengan mata tertutup. 

Kini hanya menyisakkan Ranika dan Arka yang masih terjaga. Sudah hampir setengah jam lebih mereka masih menggendong anak mereka. Ranika sadar suaminya beberapa kali mengerjapkan matanya untuk menahan kantuk. 

"Mas, tidur duluan aja. Nathan di taruh di box. Dia anteng kok,"

Arka tersentak. "Eh? Nanti aja, Ran. Barengan sama kamu."

ArkanikaWhere stories live. Discover now