Fourty

22.3K 1.3K 83
                                    

hai! balik lagi ni sama arkanika! syedih sekali kemarin votenya ga mencapai target😭

btw, aku banyak2 makasih buat kalian yang dari awal sampe part ini ngasih feedback baik untuk cerita ini🥰

oke, aku mnta ya untuk part ini votenya hrus tercapai. 500vote untuk next part. plisss! jgn jdi siders😭 sedih akutuh🥺

harus tembus votenya. kalo ga tembus aku ga update yaa? pokoknya hrus 500😘

siap dgn part ini? mari ramaikan!

HAPPY READING

🦋🦋🦋

Hari Senin menjadi hari yang selalu dibenci oleh semuanya. Padahal hari Senin itu ibarat langkah awal untuk lebih baik. Meski hari lain sama artinya dengan hari Senin. Tetapi, entah bagaimana hari Senin selalu menjadi hari yang bisa dibilang mengesalkan. 

Seperti yang dirasakan oleh pimpinan sekaligus penerus perusahaan Mahesaー Ayah Arka. Ya, dia adalah Arka Mahesa. Masih dalam posisi memeluk istrinya sambil beberapa kali mengusel hidungnya di punggung istrinya. 

Berbeda dengan Ranika yang beberapa kali mengeluarkan decakan sekaligus kekesalan. Hampur dari jam lima subuh, suaminya belum mau beranjak untuk mempersiapkan kegiatannya hari ini. 

"Mas! Bangun! Ini udah jam limat lewat!" Ujar Ranika kesal sambil mencubit lengan suaminya. 

Bukannya bangun malah menghiraukannya. Arka seakan tuli dan sudah kebal dengan cubitan istrinya. 

"Mas! Bangun! Hih! Susah banget, sih!" Ujarnya sekali lagi. 

"Nanti, Ran. Five minー"

"Bangun atau nggak ada jatah sama sekali!" Sela Ranika tak ingin terbantahkan.

Langsung saja Arka bangkit dengan posisi tegap. Raut wajahnya tertekuk dan memandang permusuhan dengan sang istri. Ranika yang ditatap seperti itu hanya menahan geli tawanya. Takut? Tentu tidak.

"Bisa nggak jangan ngancemnya pake begituan?"

Ranika menggeleng. "Nggak bisa. Kamunya susah,"

"Bukan susah, tapi mager, Ran. Ngertiin aku dong. Kan, aku nggak salah manja sama istrinya."

Ranika bangkit dan melempar guling ke suaminya. "Nggak salah manjanya. Tapi, salah waktu manjanya!"

Arka berdecak. "Ranika, please!"

"Apaan sih, kamu?! Mandi, ini udah siang! Kamu hatus nganterin Alden dulu, loh."

"Ada Carlos,"

"Kamu nggak ada pergerakan, malem ini dan seterusnya kaー"

Belum sempat Ranika menyelesaikan apa yang ingin dikatakan. Suaminya sudah lebih dulu bergegas angkat kaki dari kasur dan pergi ke kamar mandi. Tak lupa suara bantingan keras pintu kamar mandi yang ditutup secara kasar. 

Ranika hanya terkikik geli melihat tingkah suaminya. Ya, seperti itu lah suaminya sekarang. Banyak mau dan banyak manjanya. Meski tak bisa dipungkiri, ada rasa kasihan ketika dirinya mengancam untuk tidak tidur bersama. 

Pernah sebulan yang lalu itu terjadi. Bahkan sempat ada perang dingin beberapa saat diantara keduanya. Ini bermula ketika Arka menjanjikan untuk pulang lebih awal dan makan bersama. Arka meminta Ranika memasak menu nasi goreng spesial. 

Hidangan telah siap dan segala kebutuhan yang diperlukan sudsh siap. Bahkan, Alden pun sama excited nya ketika sang bunda memasak dan ayahnya pulang lebih awal. 

ArkanikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang