Sixteen

38.5K 2.1K 114
                                    

Hai! Ketemu lagi sama Arkanika🥰
Makasih banget buat kalian yang selalu rajin komen, vote dicerita aku! Sayang kalian!🥰🥰

Maafya jika part ini kurang panjang. Semoga aja rasa yang disampaikan dipart ini nyampe ke kalian. Jujur aku ngetiknya bener-bener berusaha biar bisa sampe ngefeel kekalian.

Ok deh, jangan lupa komen perbaris ya!🥰🥰

Ok deh, jangan lupa komen perbaris ya!🥰🥰

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🦋🦋🦋

Pagi ini di rumah yang ditempati oleh Ranika cukup ramai akibat suara di dapur. Shubuh tadi memang Ranika merusuh dengan ART di rumah ini. Untung saja Bi Pian selalu menuruti permintaan majikannya.

"Bu?" panggil Bi Pian.

Ranika menoleh. "Kenapa, bi?"

"Enggak kangen sama suaminya?" tanya Bi Pian ragu-ragu. Sontak hal itu menghentikan Ranika yang tengah mengaduk adonan brownies kukus yang akan di masak hari.

"Pastinya kangen. Apalagi aku lagi mengandung. Pernah beberapa kali entah ngidam atau perasaanku. Ada rasa ingin banget deket sama Mas Arka, bi."

Bi Pian menatap iba Ranika. "Saya cuman bisa berdoa biar hubungan nyonya sama tuan membaik. Kasihan si dedek jauh-jauh dari bapaknya. Intinya, mah, kalo ada masalah langsung aja atuh diselesein, bu."

Ranika tersenyum dan mengangguk. "Pasti, Bi."

Keduanya melanjutkan aktivitas membuat kue yang sempet tertunda beberapa menit. Sibuk dengan berbagai olahan adonan yang dicampurkan. Hingga terdengar suara teriakan dari ruang tengah.

"RANIKA!?" Teriak Fifi.

"APA? SINI KE DAPUR, FI!" Sahut Ranika berteriak.

Hingga terdengar suara langkah kaki yang bergerak cepat dan membuat Ranika menoleh ke belakang.

"Kamu tumben pagi-pagi ke sini? Jakarta-Bandung jauh loh. Butik aman enggak?" Tanya Ranika berturut-turut.

Fifi terkekeh. "Nanyanya satu-satu, neng." Mengambil posisi duduk di salah satu kursi meja makan. "Aman, lah. Gue ke sini juga bawa informasi, Ran. Makanya gue bela-belain ke sini." Ungkap Fifi.

Ranika berbalik dan mengernyit. "Informasi? Ada apa memangnya, Fi?"

"Lo selesein dulu, deh, itu. Nanti kalo, dah, kelar gue ceritain."

Setelahnya ia berjalan menuju ruang tamu untuk menunggu Ranika di sana.

Ranika merasa ada hal penting. Mengingat sahabatnya merelakan waktu dan tenaga untuk kemari. Mengingat jarak tempuh Jakarta - Bandung cukup jauh.

Bingung? Pastinya. Jaman sudah canggih dan berbagai hal untuk dikomunikasikan bisa lebih mudah. Namun, entah mengapa sahabatnya ini rela jauh-jauh datang ke mari.

Bi Pian membantu Ranika menuangkan adonan ke dalam loyang. Setelahnya Ranika memasukan loyang tersebut ke dalam alat pengukus. Kini dirinya mencuci tangan dan bergegas untuk menghampiri sahabatnya.

ArkanikaWhere stories live. Discover now