Thirteen

41.7K 2.5K 330
                                    

Hai! Ketemu lagi sama Arkanika^^
Ternyata banyak ya yang nungguin update'an terbaru. Hihi makasi ya untuk antusiasnya!🥰🥰
Mungkin part ini lumayan panjang.

Yuk ah komen perbaris dan ramein cerita ini!

Yuk ah komen perbaris dan ramein cerita ini!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🦋🦋🦋

Suasana di kediaman Mahesa kali ini hawanya cukup mencekam. Mengingat kejadian dua hari lalu. Pertikaian besar antara anak dan orang tua terjadi. Bahkan Linaーibu Arka, sudah dua hari tak menegur anaknya. Untuk menatap saja ia merasa enggan.

Arka masih menetap di rumahnya. Sebenarnya bisa saja ia kembali ke rumah yang ditempati oleh dirinya dan sang istri. Namun, ia enggan kembali. Entah apa alasannya. Hanya Arka yang mengetahuinya. Meski dalam hati kecilnya ada secuil rasa ingin kembali.

Pagi hari ini ia melihat kedua orang tuanya tengah sarapan bersama. Ada rasa sungkan ia ingin duduk bersama. Tetapi, ia harus menyelesaikan masalahnya dengan kedua orang tuanya. Arka menuruni tangga terburu-buru.

"Ma, pa. " panggil Arka.

Keduanya tetap diam. Meski menyadari dan mendengar suara anaknya. Mereka diam seolah menganggap tak ada siapapun selain keduanya. Hal ini, membuatnya Arka menghela nafas.

Arka menarik kursi yang ada di sisi kanan mamanya. Kemudian ia mendudukan diri. "Ma..." panggilnya dengan lembut dan mengambil salah satu tangan mamahnya. "Maafin Arka, ma. Ini salah Arka. Maaf kalo Arー"

"Kamu minta maaf karena sadar atau hanya merasa bersalah ke mama sama papa?" Sela Lina sambil mengalihkan pandangannya.

Arka menatap teduh mamanya. "Arka ngerasa salah, ma," Lirihnya.

Lina berdecak. "Arka, kamu sadar apa yang kamu lakukan itu salah?"

Arka tentu menganguk. Mahesa memilih diam dan membiarkan istrinya untuk membicarakan hal yang mampu mengetuk pintu hati seorang Arka Mahesa.

"Kamu tahu Arka? Kamu melukai dua perempuan sekaligus! Kamu itu anak mama bukan?" Tanya Lina kesal. Menahan gejolak amarah dan tangisan yang siap keluar dari pelupuk matanya.

"Iya, ma.. Aku anak mama. Tapi, mama engga bisa nyalahin aku terus. Aku emosi, Ranika bikin akuー"

"Arka!" Sentak Lina. Kemudian ia menghempaskan tangan yang digenggam sang anak dan berdiri. "Kamu kenapa selalu menyalahkan istrimu? Perihal kamu tidak cinta?" Tanyanya dengan lantang.

Arka terdiam. Berniat menyelesaikan masalah, malah kini dirinya kena damprat habis-habisan. Kini ia beralih menatap papanya yang hanya menatap intens tanpa berniat membantu dirinya.

"Kenapa diam, Arka?" Tanya Lina lebih tegas.

Arka menghela nafas. "Ma, aku marah wajar. Ranika selalu nuntut aku buat cinta sama dia!"

Arka terkejut. Pertama kalinya sang mamah menampar dirinya. Bahkan ini tamparan kedua dari kedua orang tuanya. Mahesa ikut terkejut dan dirinya berdiri menghampiri sang istri.

ArkanikaWhere stories live. Discover now