Twenty Seven

35.4K 1.9K 278
                                    

Hai! Finally ketemu lagi sama Arkanika!

Makasih banget buat kalian yang sudah ngebantu nembusin target baik vote maupun komen! Semoga kedepannya bisa selalu seperti ini ya!^^

Siap ramein perbaris? Siap!!!

VIRALIN DAN REKOMENDASIIN CERITA INI YA!!!

VIRALIN DAN REKOMENDASIIN CERITA INI YA!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋

"Apa yang terjadi dimasa lalu hanya sebatas kepahitan kala itu. Menata puing-puing yang hancur, untuk kembali dipulihkan. Kisah yang membahagiakan baru saja dimulai."
-Arkanika

Pukul 11 siang ini Arka sedang santai menatap gedung pencakar langit dari kaca ruangannya. Pikirannya kini hanya berporos tentang bagaimana membahagiakan Ranika dan Si Kembar. Tak pernah sekalipun dulu ia memiliki pemikiran seperti ini. Kadang ia berpikir bisa saja Ranika meninggalkannya dari awal.

Arka hanya geleng-geleng kepala mengingat semuanya. Kini fokusnya hanya membahagiakan keluarga kecilnya. Memulihkan segala puing-puing yang hancur oleh ulahnya dan dipulihkan kembali oleh dirinya.

Arka menghela nafas. Tiba-tiba ia memikirkan istrinya. Tadi pagi sempat ribut kecil saat Ranika menginginkan untuk sesekali bekerja di butiknya. Tentu Arka melarangnya. Mengingat sudah cukup istrinya banyak melalui hal-hal melelahkan. Arka berbalik menuju meja dan mengambil ponselnya untuk menghubungi istrinya.

"Halo? Kenapa, mas?"

"Kamu lagi apa?" Tanya Arka lembut.

Ranika berdecak. "Yaampun kirain telfon ada apa, mas. Kamu gabut apa kenapa, sih?"

"Loh, salah aku tanya begitu?"

"Ngga,"

Arka tersenyum dan kini ia duduk di kursinya. "Kamu lagi apa, Ran? Kok, aku tanya ngga dijawab?"

"Aku lagi kerja, mas. Habisan bosen! Kamu ngelarang aku. Kan, cuman sebentar doang. Di apartemen tuhh yang diliat itu-itu doang. Sepet, lama-lama tahu!" Cerocos Ranika kesal.

Arka terkekeh. "Jangan marah-marah. Di apartemen, kan, kamu masih bisa kerja. Kamu jangan cape-cape, Ran. Makan dulu sekarang. Kasihan si kembar laper itu."

Ranika berdecak. "BAWEL!"

Setelahnya Ranika menutup sambungan telfonnya secara sepihak. Hal itu tentu saja membuat Arka tertawa bahagia. Bisa dibayangkan raut wajah kesal Ranika yang menggemaskan. Rasa-rasanya Arka akan menjadi bucin akut. Ranika benar-benar mengubah segalanya. Segera ia mengetik sebuah pesan untuk istrinya.

 Segera ia mengetik sebuah pesan untuk istrinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ArkanikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang