04. Masalah

157 111 18
                                    

Kelvin langsung berlari meninggalkan kelas itu. Ia mempercepat langkah kakinya menelusuri koridor tanpa di sengaja ia melewati kelasnya, matanya terus saja terfokus pada seorang pria di ujung sana tak lupa juga kedua tangannya terkepal kuat hingga ia sampai tepatnya di kelas X IPS 2.

BUGH!

Tanpa mengatakan apapun Kelvin langsung melayangkan sebuah bogem mentah kepada seorang pria yang berdiri bersama dengan kekasihnya di depan kelas itu.

Satu pukulan keras mendarat mulus ke pipi pria itu sehingga membuatnya terperosok di atas lantai. Para siswi yang berada di sekitar sana langsung berteriak histeris ketika melihat kejadian barusan dan ada juga beberapa siswa dari kelas lain langsung berhamburan keluar dari kelas mereka untuk melihat keributan yang sedang terjadi.

Nafas Kelvin memburu ketika melihat lawannya. Begitu pula dengan Aby, pria itu langsung berdiri seraya menyeka darah yang ada di ujung bibirnya. Pukulan Kelvin rupanya tidak main-main. Jelas sekali, karena Kelvin adalah seorang atlet taekwondo sekaligus atlet futsal.

Tanpa ancang-ancang Aby langsung melayangkan pukulannya, namun dengan cepat Kelvin menahan tangan Aby sehingga pukulan itu tidak jadi mengenai wajah Kelvin. Sedangkan tangan Kelvin yang kosong kembali terkepal dan bersiap untuk melayangkan pukulannya.

"Ada apa ini pagi-pagi udah ribut??!" Suara Pak Tono yang memekakkan telinga. Pak Tono yang kebetulan melintasi koridor kelas dan mendengar keributan yang sedang terjadi, langsung menghampiri dan menyibak kerumunan tersebut.

Mendengar suara Pak Tono membuat para siswa-siswi yang ada di sana langsung terdiam begitu melihat Pak Tono datang dan memberi jalan untuk pak Tono. Pak Tono merupakan guru BK yang terkenal sangat tegas sehingga siswa-siswi takut karena jika sekali saja buat masalah, hukumannya tidak main-main.

Pak Tono membelah kerumunan para siswa, "Aby, Kelvin. Ikut saya ke ruang BK!" Sergah Pak Tono yang sudah memasang ekspresi wajah galaknya.

"Tapi Pak. Kelvin yang mukul saya duluan, kenapa saya harus ikut ke BK sih, Pak?" Elak Aby.

Alis Pak Tono mengkerut seperti tidak percaya dengan ucapan Aby, lalu ditolehkan kepalanya ke arah Kelvin, "Benar begitu, Kelvin?" Tanya Pak Tono datar.

Kelvin mengangguk singkat lalu menjawab, "Iya Pak."

Terdengar helaan nafas berat dari Pak Tono, "Kamu ikut saya ke ruang BK, sekarang!" Ucap Pak Tono berlalu terlebih dahulu sekaligus membubarkan para siswa-siswi yang masih ada di sana. Sedangkan Kelvin mengekori Pak Tono dari belakang.

Baru saja beberapa langkah Kelvin mengayunkan kakinya, ia melihat Nara yang ada di ambang pintu bersama Eva. Tanpa sengaja manik mata Kelvin bertemu dengan manik mata milik Nara sehingga keduanya sempat saling menatap selama lima detik, namun Kelvin dengan cepat memalingkan wajahnya dan melanjutkan langkahnya menuju ke ruang BK.

"Kelvin kenapa sama Pak Tono ya?" Tanya gadis berambut cokelat yang di curly seraya mengunyah rotinya—Eva, "Apa mungkin Kelvin yang tadi berkelahi?" Tebaknya asalan.

"Entahlah." Nara masih menatap punggung pria di ujung sana yang perlahan mengecil dari pandangan matanya.

"Masuk kelas yuk. Bentar lagi jam pertama mulai." Ajak Eva seraya menarik pergelangan tangan kanan Nara menuju ke bangkunya.

KELVINARWhere stories live. Discover now