20. Tinggal Bareng

94 60 206
                                    

Lagi-lagi pintu itu di ketuk namun kali ini ketukannya sangat keras, membuat Nara terlonjak kaget. Ia mulai ketakutan sekarang. Hanya dengan berbekal bantal sofa, Nara memberanikan diri untuk mendekati pintu. Namun, orang yang berada di luar sana terus menerus mengetuk pintunya. Nara semakin ketakutan.

"S-siapa?!" Tanya Nara gemetar.

Tidak ada sahutan. Nara meneguk saliva nya kasar. Dengan tangan yang gemetaran, Nara berhasil membuka kunci pintu dan ia membiarkan orang di luar sana yang membuka pintunya.

Pintu pun berhasil di buka oleh orang tersebut.

Gadis itu berteriak nyaring sekali sembari menutup matanya, ia memukul-mukul orang itu dengan menggunakan bantal sofa. Sedangkan Pria jangkung itu hanya berlindung di balik tangannya.

"LO SIAPA HAH?!!"

"NGAPAIN LO KE RUMAH GUE?!"

"LO PASTI MAU MALING 'KAN? ATAU JANGAN-JANGAN LO MAU NYULIK GUE 'KAN 'KAN?!!"

"NGAKU DEH LO!!"

"Nara, ini gue." Ucap pria itu.

"DARI MANA LO TAU NAMA GUE??OHH LO PENGUNTIT PASTI KAN?! NGAKU GAK LO!!"

"Nar."

"JANGAN SOK AKRAB DEH LO, DASAR PENGUNTIT!" Tanpa ragu-ragu Nara menendang tulang kaki pria itu.

"Akhh!"

Pria jangkung itu memegang kakinya yang sakit. Nara menarik bantalnya saat mengenali suara dari pria itu. Bantal itupun jatuh di lantai, Nara menutup mulutnya kaget.

"Tendangan lo lumayan kuat," Kelvin berdiri tegak sembari memasang wajah datar menatap gadis yang lebih pendek darinya.

Nara menurunkan tangannya seraya menampilkan barisan giginya, "mianhae."

"Kenapa gue mengetuk pintu, tidak ada yang menjawab? Gue juga denger lo teriak."

Nara menutup pintu yang setengah terbuka. "Gue takut. Jadi gue kira lo maling."

"Tidak apa-apa, yang penting Lo baik-baik aja."

"Rumah lo mati lampu?" Kelvin mengganti sepatunya dengan sandal rumah yang berada di rak.

Nara memungut bantal sofa itu, "eee itu..."

Belum selesai Nara menjelaskan, Kelvin sudah berjalan lebih dahulu menuju ruang tamu dan melihat film yang Nara tonton masih berputar. Nara datang dengan memeluk bantalnya. Kelvin menatap gadis itu dengan wajah datar.

"k-kalau begitu gue hidupin lampunya," Nara berlari mencari saklar lampu.

Nara kembali saat lampu sudah ia hidupkan. Melihat Kelvin yang duduk anteng di sofa single. Nara duduk di sofa yang lebar.

"Lo ngapain kesini?" Tanya nara penasaran.

"Kak Kenan nyuruh gue ke sini buat mastiin lo baik-baik aja dan juga jagain lo."

Matanya merotasi, ia sudah menduga hal ini, "gue bukan anak kecil yang harus lo jagain."

"Wait, what??"

"Lo nginep disini? Di rumah gue??" Tanya Nara beruntun.

Kelvin mengangguk sebagai jawaban.

"Terus tante Dinda tau lo nginep di sini?"

"Malah mama yang nyuruh gue nginep disini," Balas Kelvin santai.

"Terus lo menginap di sini berapa hari??" Seru Nara kesal.

"Sampai orang tua lo datang."

Nara memasang wajah menangis sembari memakan camilannya, "hilang sudah harapan gue untuk menyendiri di rumah."

KELVINARWhere stories live. Discover now