02. Kelviano Ganendra

167 109 37
                                    

"Gue gak suka sama lo dan juga gue gak cinta sama lo, jadi jangan bersikap seolah kita ini dekat."

----

Malam ini udara terasa begitu dingin namun menyegarkan, segelintir angin berhembus kencang membuat bulu kuduk berdiri. Tak seperti malam-malam biasanya, kali ini jalanan yang begitu sunyi, bahkan di kegelapan hanya ada dua bintang yang bersinar terang di atas langit yang gelap, sayup-sayup terdengar suara jangkrik yang memecah keheningan malam.

Seorang pemuda tengah asik bermain game sendirian di dalam kamar, tangannya sangat lincah serta sorakan yang terdengar heboh, membuat kericuhan di area kamarnya. Sesekali pemuda itu menatap lurus ke arah jendelanya yang terbuka lebar.

Dari kejauhan terdapat jendela kamar yang tertutup rapat dengan keadaan lampu yang masih menyala.

Tumben jam segini dia belum tidur. Gumamnya dalam hati sembari melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh.

Tiba-tiba satu panggilan telepon terdengar saat pemuda itu sedang melanjutkan bermain game, sehingga membuat pemuda tersebut berdecak sebal. Di lihatnya barisan nama yang terpampang pada layar ponselnya.

Dengan terpaksa pemuda itu mengangkat telepon dari temannya, "Ganggu aja lo." Ujar pria itu ketika mengangkat panggilan dari temannya.

"Woyy Vin. Sini, gebetan lo udah nungguin nih." Ucap pria di seberang sana.

"Gue gak punya gebetan, anj." Sahut pemuda yang bernama Kelviano.

Terdengar suara tawa dari temannya yang membuat Kelvin mendengus kesal dan ingin mengakhiri panggilan itu.

"Gue bercanda, cepetan sini."

"Lo aja belum bilang tempatnya egee," ucap Kelvin dengan nada kesal, "Bikin emosi aja lo." Ucapnya lagi.

"Sabar, Bro," Ucap Ardan. Orang yang menelepon Kelvin, "Ke kafe yang biasa kita pakek nongkrong ya, gue tunggu." Titah temannya.

"Iya iya gue ke sana sekarang."

Panggilan itu diakhiri oleh temannya. Berjalan dengan langkah malas, Kelvin mengambil hoodie putih miliknya serta celana jeans hitam. Setelah selesai berganti, Kelvin bercermin sembari menyisir rambutnya secara bergantian dengan menggunakan sepuluh jarinya, tak lupa pula ia memakai topi putih kesayangannya.

Saat berbalik ingin melangkah, Kelvin dikejutkan oleh kehadiran seorang anak laki-laki yang berumur sekitar sembilan tahun yang sedang berdiri di ambang pintu seraya menatap kelakuan kakaknya saat bercermin.

"Kakak mau kemana?" Tanya anak kecil itu yang terheran melihat penampilan kakaknya.

"Mau keluar bentar nyari angin." Balas Kelvin enteng.

"Ngapain nyari angin? Mending hidupin aja AC nya." Anak kecil itu melipat kedua tangannya di depan sembari mengangkat salah satu alisnya.

"Lu gak tau apa-apa, sana tidur besok lu bangun pagi-pagi biar gak telat." Ucap Kelvin sembari bersimpuh di depan adiknya dan menyamakan tingginya.

"Gak mau, Vino belum ngantuk. Vino mau main game sama kakak." Ucap anak kecil yang bernama Alvino atau biasa dipanggil dengan sebutan Vino kini sedang memajukan bibirnya dan juga mengeluarkan ekspresi marah namun kesannya terlihat sangat menggemaskan.

Kelvin yang gemas dengan tingkah adiknya, malah tertawa kecil sehingga menampilkan dimple dibawah matanya, kemudian ia mengacak puncak rambut sang adik dan mencubit pipinya pelan.

"Besok aja main game nya, sekarang udah malam, kamu harus tidur. Ntar kalau kamu bergadang, terus ketahuan sama mama bisa dimarahin, lho." Ucap Vian.

"Tapi Vino mau main sebentar aja, kak." Ucapnya masih kekeuh.

KELVINARWhere stories live. Discover now