03. Mantan Sahabat

167 111 20
                                    

Mentari pagi bersinar terang, tanpa di sangka-sangka alarm pun berbunyi memecahkan keheningan di area kamar. Gadis itu terbangun dari tidurnya untuk mematikan alarm, matanya kian sembab akibat terlalu banyak menangis. Di tatapnya pantulan dirinya di depan cermin, terlihat kantung matanya sedikit gelap seperti mata panda. Bagaimana ia bisa bersekolah dengan mata yang sembab seperti itu? Tanyanya pada dirinya sendiri dan yang pasti hanya dirinya yang bisa menjawab pertanyaan itu.

Di langkahkan kakinya malas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai, Nara pun berganti pakaian lalu memakai dasi kupu-kupu serta jas berwarna biru kegelapan. Tak lupa juga ia memoleskan liptint pada area bibirnya lalu memakai bedak sedikit tipis, namun ia menaburkan bedak sedikit tebal di sekitar bawah matanya agar tidak terlihat kalau matanya sembab. Nara bukanlah tipe cewek yang memakai make up lama apa lagi tebal-tebal, ia hanya cukup menggunakan sedikit karena ia lebih menyukai wajahnya yang natural.

 Nara bukanlah tipe cewek yang memakai make up lama apa lagi tebal-tebal, ia hanya cukup menggunakan sedikit karena ia lebih menyukai wajahnya yang natural

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah selesai dengan segala aktivitas, gadis itu segera turun mengayunkan kakinya menuju dapur untuk sarapan pagi. Di meja makan hanya ada mamanya yang sedang menyiapkan sarapan dan juga ayahnya yang sudah berpakaian rapi duduk dengan wibawa menunggu sang istri mengantarkan sarapannya.

"Ma, kak Kenan mana?" Tanya Nara kepada Elvi. Mamanya yang sedang menyiapkan roti isi kepada anak bungsunya. 

"Kakak kamu udah berangkat duluan." Sahut Baswan. Ayahnya Nara dan juga Kenan.

Kenan merupakan kakaknya Nara yang berada di kelas XII IPS 1, ia bersekolah di sekolah yang sama dengan Nara. Sedangkan Nara, masih duduk di bangku kelas X IPA 3.

"Bukannya kemarin mama bilang kak Kenan nginap di rumah temannya?" Tanya Nara bingung sebab tidak melihat kakak tercintanya tidak ada di rumah.

"Tadi pagi-pagi sekali dia pulang ke rumah, terus berangkat ke sekolah karena ada piket kelas katanya." Jelas Elvi lalu menjatuhkan bokongnya di samping anaknya seraya membenarkan letak dasi anaknya yang sedikit miring.

"Tapi ini baru jam setengah tujuh, Ma. Pagi-pagi sekali, tumben." Cibir Nara kesal.

"Sudahlah, makan dulu sarapannya, terus berangkat ke sekolah sama papa." Ucap Baswan seraya menyantap sarapan yang sudah di sajikan oleh istrinya.

"Gak mau, Pa. Nara naik bus aja. Nanti pas pulang sekolah aja papa jemput aku. Ehh enggak deh nanti pulang sekolah Nara mau ke rumah Eva dulu." Ucap Nara lalu mengunyah roti isinya.

"Terserah kamu aja." Balas Baswan.

Elvi memilih untuk diam karena ia sudah tau kalau sifat putrinya itu selalu berubah-ubah sesuai mood-nya, mungkin sekarang mood anaknya sedang tidak baik jadinya seperti itu.

Selesai sarapan, Nara langsung berpamitan dengan kedua orang tuanya. Lalu mengayunkan kakinya keluar dari rumah. Belum sampai disitu saja, tiba-tiba Nara menghentikan langkahnya ketika bertemu dengan sosok yang sangat menyebalkan di pertigaan kompleks perumahan, tak lupa juga Nara melayangkan tatapan tajam kepada pria yang ada di seberangnya, begitu pula dengan pria itu yang menatap ke arah Nara. Pria itu adalah Kelviano pria yang kerap di sapa dengan sebutan Kelvin ini merupakan teman kecil Nara sejak mereka memasuki Taman kanak-kanak (TK) yang sama.

KELVINARWhere stories live. Discover now