haii gaiss!!
dah lama gak berjumpa. kangen banget lanjutin cerita ini tapi gak sempet buat nulis mengingat kesibukan aku belakangan ini yang belum bisa aku selesai in. jujur aku udah greget banget buat update part ini tapi gak pernah sempat kek ada aja yang menyita waktu aku buat update. belum lagi tugas untuk presentasi sama juga kerjaan yang lagi numpuk numpuk nya.udah ya segitu aja keluh kesah aku selama belakangan ini :"))
semoga kalian yang baca cerita ini jadi suka dan selalu menunggu kelanjutan ceritanya!
dan aku juga mau ngingetin untuk komen tiap paragraf ya guys. karena aku suka baca komen an kalian dan itu juga bisa naik in mood aku buat lanjutin part selanjutnya.
inget vote! karena 1 vote dari kalian sangat berharga bagi aku💙
Selamat membaca....
beberapa orang mungkin bisa melupakan seseorang yang dulu bersamanya, namun tidak dengan kenangannya.
"maaf ya nara, tante belum sempat beresin kamar ini. waktunya terlalu mendesak jadi tante hanya menata kamar ini seadanya untuk kamu," ucap Tante dinda sungkan.nara menggenggam tangan Dinda lembut, "gapapa tante. nara malah berterima kasih sama Tante karena untuk beberapa waktu ini akan merepotkan Tante."
Dinda terkekeh kecil melihat tingkah polos dari anak sahabatnya, "anak ini. selalu saja bilang seperti itu."
"tante malah lebih senang kalo kamu tinggal di sini. dulu tante sangat menginginkan seorang anak perempuan jadi tante akan selalu menganggap kamu sebagai anak Tante," dinda mengelus surai gadis itu penuh kasih sayang.
nara kebingungan harus merespon ucapan yang sedang ia cerna. butuh beberapa menit baginya mencerna setiap kata yang telah di ucapkan oleh wanita paruh baya itu.
"tante tinggal ke dapur dulu, ya. Tante harus menyiapkan makan malam."
"nara bantu tante, ya?" tawar nara.
"tidak perlu. kamu berbincang dengan kelvin. sebentar tante panggilkan kelvin untuk bantu kamu berberes."
belum sembat nara membalas ucapan itu, dinda sudah pergi.
nara menghela nafas panjang lalu mengambil ponselnya di tas dan duduk di tepi kasur. melihat grup yang meributkan hal yang tidak penting. lagi-lagi nara menghela nafas, ternyata dengan bermain ponsel juga tidak menarik. nara memilih untuk melihat pesan yang di kirimkan eva di grup 2 jam yang lalu. memang benar tadinya nara tidak membawa ponsel karena baterainya lowbat.
kelvin memukul kepala nara dengan menggunakan buku paket "main hp mulu! ayo belajar!"
"aww! sakitt!!" nara meringis sekaligus ia cukup terkejut karena sedang fokus pada layar ponsel.
YOU ARE READING
KELVINAR
Teen FictionSetelah putus dari sang mantan, Kinara tidak pernah mau berbicara ataupun melirik lelaki disekelilingnya, bahkan untuk jatuh cinta saja ia enggan karena takut tersakiti untuk yang kedua kalinya. Move on? Mungkin sebagian orang bisa melakukan hal te...