23. Pesan Misterius

71 40 168
                                    

Aku cuma mau ngingetin sebelum baca alangkah baiknya jika vote terlebih dahulu dan comment tiap paragraf.

Selamat membaca.

***

Suasana di ruang makan terasa cukup sepi. mereka berempat sedang menikmati makanan yang telah di siapkan oleh Dinda sebelumnya.

Tidak ada yang bersuara kecuali dentingan sendok serta garpu saja. Sampai akhirnya Dinda buka suara.

"Maaf ya Nara, tante cuma bisa masakin ini saja," ucap Dinda sungkan.

"Ah! gapapa kok Tan, masakan tante enak banget kok," balas nara antusias.

"mama kayak gak tau Nara aja. jangankan makanan yang ada di sini, batu kerikil di jalanan aja bisa dibilang enak sama dia."

"lawak bang?" Nara melempar tatapan kesal.

"haha enggak sih," ucap Kelvin dengan wajah datar.

Dinda hanya terkekeh geli melihat kelakuan dua remaja itu.

"Kalian berdua ini udah kayak anak kembar. Berantemm mulu," ucap Dinda sembari tertawa terbahak.

"Enggaklah Tan."

"Nara," panggil Dinda. Sang empunya nama menoleh, "kemarin Kelvin nggak aneh-aneh 'kan?" Tanyanya.

Uhuk

Semua orang yang berada di meja ruang makan serentak menoleh ke arah kelvin.

Kelvin tersedak oleh makanannya sendiri setelah mendengar pertanyaan ambigu dari Dinda, "Maksud mama?"

"Iya mama percaya kamu gak akan kayak gitu, tapi tingkah usil nya kamu yang mama maksud."

Kelvin dan Nara mengangguk dengan mulut yang berbentuk seperti huruf O.

"Enggak tan, kemarin kelvin ngajarin nara sama teman-teman latihan matematika." Ucap Nara jujur.

"Kalau begitu 'kan bagus. Biasanya dia usilnya minta ampun. Vino aja sampai dibuat nangis mulu. Kamu kalo di usil in sama dia jewer aja telinganya." Ucap Dinda disertai dengan tawa.

"Pasti dong Tante," Nara pun ikut tertawa terbahak-bahak. Hanya kelvin dan Vino saja yang diam. tidak mengerti apa yang sedang mereka bahas.

Dinda menyentuh punggung tangan Nara, "Ngomong - ngomong, bagaimana jika untuk beberapa waktu ini kamu tinggal di sini aja?"

Nara melongo. Ia kebingungan untuk merespon pertanyaan itu.

"Maksud Tante, biar kamu tidak sendirian terus di rumah kalau di sini rumah juga jadi lebih ramai. Tante juga was - was kalo kamu tinggal sendirian."

Nara masih belum menjawab pertanyaan tersebut.

"Gimana menurut kamu, Kelvin?" Tanya Dinda.

"Ee itu sih tergantung keinginannya gimana," Balas Kelvin.

Vino turun dari tempat duduknya lalu menghampiri Nara dengan memegang kedua tangan gadis itu.

"Ayoo dong kak Nala. Pino seneng banget bisa belmain sama kak Nala." Vino memohon sembari menggoyang-goyangkan tangan Nara.

"Emm... Boleh deh Tante."

KELVINARWhere stories live. Discover now