14. Payung

133 102 41
                                    

jangan pernah menjadi payung untuk seseorang yang menyukai hujan, namun tetaplah jadi obat untuk seseorang yang sedang sakit karena hujan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jangan pernah menjadi payung untuk seseorang yang menyukai hujan, namun tetaplah jadi obat untuk seseorang yang sedang sakit karena hujan.

***

Lina berhenti menangis ketika merasakan seseorang berdiri tepat disampingnya. Cepat-cepat Lina mengangkat kepalanya ke atas. Seseorang sedang memayungi dirinya namun wajah orang itu sedikit terhalang oleh payung yang digenggam.

Tanpa bersuara, pria itu mengulurkan tangan kanannya yang kosong sedangkan tangan kirinya masih senantiasa memayungi Lina.

Lina menoleh ke arah samping kiri kemudian mengangkat kepalanya sedikit untuk melihat sosok pria yang membawa payung. Betapa terkejutnya ia ketika melihat sosok pria yang sangat ia nanti-nantikan dari tadi kini datang sembari memayungi dirinya.

Mata Lina dan mata pria itu saling bertemu. Keduanya saling bertatapan selama lima detik. Kemudian Lina itu menerima uluran tangan pria tersebut. Reza.

"Jangan hujanan, ntar lo sakit." Titah Reza dengan suara yang lembut.

"Kamu juga kena hujan kalau mayungi aku." Balas Lina.

"Pegang." Tanpa berniat membalas ucapan lawan bicaranya. Reza menyerahkan payung berwarna ungu pada Lina. Dengan cekatan gadis itu beralih memayungi Reza.

Reza melepaskan jaket kulit berwarna hitamnya lalu mendekati Lina. Mempersempit jarak diantara mereka bahkan aroma maskulin Reza tercium oleh indera penciuman Lina. Hal selanjutnya dapat membuat jantung gadis itu berdebar tidak karuan.

Reza memakaikan jaket miliknya pada Lina. Sungguh. Lina tidak bisa berkata-kata lagi. Perasaannya kini menjadi campur aduk. Ia bingung untuk bereaksi seperti apa. Ini sangat tiba-tiba sekali. Bohong jika Lina tidak menyukai pria ini.

"Neduh dulu. Hujannya makin deras." Ajak Reza.

Lina mengangguk kukuh.

Setelah mendapatkan anggukan, Reza merangkul pundak Lina lalu berlari menuju ke arah warung yang sudah tutup.

Disela-sela hujan. Keduanya kembali diam sesekali Reza curi-curi pandang ke arah Lina yang duduk memeluk kakinya sembari memandangi hujan yang terus-terusan turun.

"di apain lagi Lo sama saudara lo itu?" Tanya Reza seolah tau apa yang sedang terjadi.

Walaupun pria itu terlihat cuek dan tidak banyak omong tapi Reza pandai dalam memerhatikan persekitaran. Ia memang tahu betul bahwa Lina adalah saudara angkat Della karena beberapa gosip dari teman-teman cewek di kelasnya dulu sewaktu SMP. Bahkan ia rela menunggu Lina pulang kerja dan mengikutinya sampai rumah agar perempuan itu selamat sampai di rumah sekaligus ingin tahu apakah gosip teman sekelasnya itu benar atau salah.

Lina menoleh cepat, "kamu tau semuanya?"

"Kenapa sih lo mau aja di suruh ini—itu sama tu anak??" Bukannya menjawab pertanyaan tersebut. Reza malah ikut bertanya.

KELVINARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang