8. Rencana

83 7 0
                                    

"LO NGAPAIN DI SINI ALIEN?!" teriakan Ara mengema saat melihat Vando di depan rumahnya pagi ini.

"Jemput lo lah, Nona," kata Vando dengan santai lalu melangkah menghampiri Ara yang masih berdiri di depan pintu. "Ayo Nona! Udah jam segini, nanti kesiangan."

"Gue gak mau!" seru Ara kencang sambil mengeleng.

"Ada apa, Sayang?" tanya Agra yang sudah berada di depan pintu juga. Ia langsung melangkah keluar rumah saat mendengar teriakan putrinya itu.

Vando tersenyum riang melihat sosok yang berada di hadapannya kini. "Ini Papa lo, Nona?"

"Iya!" ketus Ara.

Vando langsung menyalami Papa gadisnya itu. "Saya Vando, Pah, pacar anak Papa, sekaligus calon menantu nanti," kata Vando dengan lancar.

Agra terkekeh mendengar ucapan anak cowok di depannya yang sedang menyengir lebar itu. "Saya Agra."

"Jangan sok akrab, Alien! Lagian siapa juga yang mau nikah sama lo?!" seru Ara garang. Ia kesal dengan Vando yang terlalu percaya diri dan Papanya yang malah tertawa. "Papa juga ngapain ketawa sih?! Emangnya ada yang lucu?!"

"Liat tuh! Anak Papa kan galak gitu, kok kamu mau sih? Emangnya kamu gak khawatir gitu?" goda Agra membuat putrinya melotot tak terima.

Vando tertawa. "Kalau anak Papa jadi pendiem itu yang harus di khawatirkan, Pah," kata Vando membuat Agra ikut tertawa juga. "Ayo, Nona, kita berangkat!"

"Gak! Gue bareng sama Papa gue!" Ara kesal karena Papanya malah akrab dengan Alien sinting itu.

"Maaf, Sayang, Papa hari ini ada rapat, jadi gak bisa nganterin kamu ke sekolah," sesal Agra membuat Vando tersenyum menang, sementara Ara memasang muka masamnya. "Apa salahnya sih berangkat bareng Vando? Dia udah rela berangkat lebih pagi buat jemput kamu loh."

"Yang salah tuh itu!" Ara menunjuk kendaraan yang dibawa Vando dengan jengkel. Sebuah sepeda berwarna pink yang terparkir cantik di halaman rumahnya.

"Kan biar romantis, Nona."

"Romantis apanya hah?!" jerit Ara kencang. Rasanya ia ingin sekali memukul Alien di depannya itu untuk meluapkan rasa kesalnya.

"Mau naik sepeda apa gue gendong sampai sekolah, Nona?" Vando menyeringai sambil menaikan alisnya membuat Ara tak pilihan. Dengan geram Ara melangkah mendahului Vando. Saat sampai di depan sepeda Vando, Ara langsung menendang sepeda itu hingga jatuh mengenaskan.

"PINKYYYY!!" jerit Vando histeris sambil berlari menghampiri sepedanya yang sudah tergeletak di atas tanah. Vando menatap Ara dengan mata berkaca-kaca. "Minta maaf, Nona!"

Ara melongo melihat reaksi Vando yang berlebihan menurutnya. Ia memijit pelipisnya saat mendengar Vando mulai terisak pelan. Ia merasa deja vu. "KEMARIN ROBOT! SEKARANG SEPEDA! ASTAGA ALIEN! OTAK LO DI MANA HAH?!"

"Kamu lihatkan, Mommy kamu galak, jadi maafin yah mungkin dia khilaf," kata Vando mengabaikan omelan Ara. Dengan hati-hati ia dirikan sepedanya lagi.

Agra sudah terbahak geli di depan pintu melihat dua anak remaja itu. "Pacar kamu lucu, Sayang!" seru Agra saat sudah bisa mengendalikan dirinya. Ia masih terkikik. Diusapnya sudut matanya yang berair karena tertawa tadi.

"LUCU APANYA? SINTING IYA!" Ara meraung histeris mendengar ucapan Papanya. Ara tak peduli lagi bila ada tetangganya yang protes nanti akibat suara teriakannya pagi ini. "Lo juga jadi nganterin gue gak hah?! Lama-lama bukan cuma sepeda lo doang yang gue tendang, lo juga!"

"Jadi Nona, ayo naik!"

"Gue bonceng di mana?" tanya Ara bingung saat melihat sepeda Vando yang tak ada boncengannya

My Sweet Troublemaker #2Where stories live. Discover now