24. Pasar Malam

68 7 0
                                    

Vando membuka pintu kamar gadisnya secara perlahan. Tadi ia sudah izin dengan Papa dari gadisnya. Dilihat gadisnya yang ternyata sedang asik membaca, hingga tak menyadari kehadirannya. Vando melangkah pelan mendekati gadisnya.

"DORRRR!!!" Vando berteriak kencang sambil melompat ke atas kasur, mencoba mengagetkan gadisnya.

Apa kalian pikir Ara berteriak juga karena kaget? Tidak! Ara tidak berteriak. Ia memang kaget, tapi refleknya Ara lebih suka berteriak dari pada seperti ini. Kini novelnya sudah tergeletak mengenaskan di atas lantai karena ia lempar tadi. Apakah ada yang lebih menyebalkan dari pada itu? Jantungnya pun masih berdetak kencang sekarang. Ara menatap novelnya sedih. Namun, raut wajahnya berubah menjadi garang saat ia menengok dan mendapati sesosok Alien yang sedang cengengesan di sampingnya itu. Dengan kecepatan kilat, Ara mengambil bantal lalu memukul si Alien Sinting itu dengan membabi-buta.

"LO NYEBELIN, ALIEN!!" teriakan Ara membahana.

"Ampun, Nona, ampunnnn!" seru Vando saat mendapat serangan dari gadisnya.

Ara menghentikan pukulannya lalu menatap Vando jengkel.

"Sory, Nona. Gak bakal lagi-lagi deh gue ngagetin lo kayak tadi," kata Vando menyesal, saat melihat gadisnya merengut. "Jangan marah dong, Nona."

"Gue gak marah!" ketus Ara. "Cuma kesel!"

"Sama aja, Nona."

"Beda Sinting! Kalau gue marah, udah gue tendang lo dari tadi dari kamar gue!" jelas Ara.

"Oke, deh! Oke!" Vando manggut-manggut paham, walau ia sendiri masih bingung. "Kalau gitu ulang oke? Jangan kesel dong, Nona, janji deh gue gak bakal kagetin lo lagi kayak tadi "

Ara mendengus. Tolong kasih tau dia, bagaimana ia bisa marah dengan Alien sinting yang satu itu!

"Gue kesel bukan karena lo kagetin bodoh!"

"Terus karena apa, Nona?" tanya Vando bingung. Kayaknya ia tadi hanya mengagetkan gadisnya.

"Kalau lo mau ngagetin tuh liat-liat, Bodoh! Gue kan lagi baca! Gara-gara lo ngagetin, gue ngelempar novel gue dengan tidak berperikenovelan! Dan akhirnya sekarang gue lupa lagi baca halaman berapa tadi!" seru Ara sebal. Siapa sih yang tidak sebal kalau lagi asik-asik baca lalu dikagetkan seperti itu? Yang lebih mengesalkan, ia sekarang lupa halaman berapa yang tadi sedang ia baca! Masa ia harus baca ulang!

Vando menghembuskan napas lega, membuat Ara semakin sebal.
"Untung yang lupa halaman berapanya, bukan lupa pacarnya siapa."

"Kok gue mendadak amnesia yah?" cibir Ara. Apa-apaan Alien itu! Kenapa jadi nyambungnya ke situ lagi. "Lo siapa yah?"

"Itu menyakitkan, Nona." Vando merengut.

"Kalau sakit yah berobat!" ceplos Ara.

"Gak perlu, obat gue kan lo, Nona."

Oke! Ara menyerah! Ia bingung kenapa obrolan mereka jadi nyambung ke mana-mana.

"Lo ngapain di sini sih, Alien?" tanya Ara. Harusnya pertanyaan itu yang sedari tadi ia ajukan.

"Lo gak punya pertanyaan lain, Nona?" tanya Vando balik, tanpa menjawab pertanyaan gadisnya. "Masa tiap gue datang ke sini selain jemput lo sekolah, pertanyaannya itu mulu, kreatif dikit dong, Nona!"

Ara murka! Ia paling tidak suka pertanyaan dibalas pertanyaan. Dengan kesal, ia pun menendang tubuh Vando hingga jatuh ke lantai.

Vando meringis saat pantatnya mencium lantai dengan keras.

"Astaga, Nona! Kalau bokong gue gak seksi lagi, lo harus tanggung jawab pokoknya!" protes Vando. Ia pun bangkit lalu kembali duduk di kasur gadisnya.

"Emangnya gue ngehamilin lo apa? Enak aja minta tanggung jawab!"

My Sweet Troublemaker #2Where stories live. Discover now