12. Cemburu

104 12 2
                                    

Tidur Ara terusik saat mendengar ketukan di pintu kamarnya. Demi Tuhan, ini masih pagi buta dan ia baru tidur tadi saat larut malam! Tidak bisakah ia tidur dengan tenang?

"NONA BANGUN! NONAAAA!"

Ara menutup telinganya dengan bantal, berusaha untuk tidur kembali. Namun ketukan dari luar semakin menjadi-jadi.

"NONA BANGUUNN! KALAU GAK, GUE DOBRAK NIH!"

Ketukan pun berubah menjadi gedoran. Ara menyingkap selimutnya dengan kesal lalu bangun. Dengan kasar ia membuka pintu kamarnya dan mendapati sosok manusia yang sangat ingin dihajarnya saat ini tengah menyengir lebar. "Ada apaan hah?! Lo ganggu tau gak?" seru Ara kesal.

Vando menggeleng. "Gue pengen ngajak lo ke suatu tempat, Nona."

"Ogah! Gue ngantuk!" Ara kembali menutup pintu kamarnya. Namun, dengan cepat Vando menahannya.

"Ayolah Nona, lo gak bakal nyesel kalau ikut gue," bujuk Vando sambil masih menahan pintu kamar Ara.

"Gak mau!" Ara meradang. Ia berusaha menutup pintu kamarnya kembali. Demi apapun, ia sangat mengantuk. Ia hanya perlu tidur, bukan ikut Alien Sinting itu!

"Gue gak terima penolakan, Nona."

Ara menyerah! Percuma saja, sekeras apapun ia menolak, Vando selalu berhasil memaksanya. Dari pada ia capek berdebat, mending ia mengikuti kemauan Alien egois itu. "Gue ngantuk, Alien."

Vando pun berjongkok membelakangi Ara.

"Lo ngapain, Alien?" tanya Ara bingung.

Vando menengok. "Katanya lo ngantuk, Nona, ayo gue gemblok biar lo bisa tidur, nanti kalau udah sampai baru gue bangunin."

Tawaran menarik dari pada ia harus berjalan dengan mata yang masih ingin terpejam. Ara pun menutup pintu kamarnya lalu naik ke punggung Vando. Ara menaruh dagunya di leher Vando saat Vando mulai berjalan. Ia coba memejamkan matanya kembali, tapi aroma tubuh Vando mengusiknya. Aromanya menenangkan membuat ia ketagihan saat menghirupnya. Ia berusaha menahan dirinya agar tidak menempelkan hidungnya ke leher Vando.

"Gue baru tau cewek kaya lo suka Hello Kitty," gumam Vando pelan. Ia mengira gadisnya sudah kembali tertidur. Tadinya ia ingin mengoda gadisnya saat melihat gadisnya menggunakan piyama pink bergambar Hello Kitty. Tidak lupa dengan sendal tidur pink berkepala Hello Kitty juga.

"Memangnya ada yang salah dengan Hello Kitty?" tanya Ara tanpa membuka matanya.

Vando tertawa. Ternyata gadisnya mendengar gumamannya. "Lucu aja."

"Ya, ya, ya, gue sadar kok kalau gue memang lucu dan menggemaskan," gumam Ara. Ia masih enggan membuka matanya, walau ia sendiri bingung ke mana si Alien membawanya.

"Betul, betul, betul." Vando menirukan salah satu tokoh kartun favoritnya. "Ternyata kita sama yah Nona, lo suka Hello Kitty dan gue suka robot Superman."

Ara mendengus lalu membuka matanya. Sebuah jitakan pun mendarat di kepala Vando. "Samanya di mana bodoh?"

"Kita sama-sama bertingkah sok dewasa, walau sebenarnya jiwa kita masih bocah."

"Tapi gue gak lebay kaya lo, Alien!"

"Jangan salahkan gue, Nona, salahkan gen Ayah gue yang turun ke gue, makanya gue bisa lebay kaya gini!"

"Dasar anak durhaka!" cibir Ara. Ia kembali memejamkan matanya.

Mereka kini telah berada di luar penginapan. Ara mempererat tubuhnya ke punggung Vando saat hawa dingin menyapa kulitnya.

"Dingin?"

"Hemm," gumam Ara sambil mengangguk di leher Vando. "Kita mau ke mana sih Alien?"

"Ntar lo juga tau, Nona," jawab Vando tanpa memberi tahu tujuannya.

My Sweet Troublemaker #2Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu