Miss

696 72 4
                                    

Krist sedang membuatkan teh hangat untuk kedua orang tuanya yang baru saja ia jemput bersama Fiat. Melirik sesekali kearah ruang tamu. Dimana Fiat yang masih bergelayut manja pada kakek dan neneknya. Padahal tadi Fiat ingin sekali mengajak kakek neneknya untuk pergi berjalan-jalan terlebih dahulu. Entah itu ke Special Tourism District pertama di Seoul yaitu, Itaewon. Atau sekedar bersantai di Yeouido Park. Namun sang Mommy melarang. Jadinya dia hanya ingin merajuk saja, lalu bermanja pada kakek neneknya.

Di Seoul cuacanya sedang dingin. Jadi akan lebih baik jika orang tuanya pulang terlebih dahulu untuk menghangatkan tubuh. Entah untuk meminum secangkir teh atau beristirahat sejenak. Lagipula orang tuanya belum memakai mantel tebal saat keluar dari bandara tadi. Jadinya Krist lebih memilih membiarkan anaknya merajuk daripada membuat orang tuanya sakit karena bagaimanapun usia mereka sudah tidak lagi sekuat dirinya.

"Fiat, biarkan Grandpa dan Grandma istirahat." Ucap Krist sambil meletakkan 2 cangkir teh ke meja. Fiat hanya memalingkan wajah. Krist menggelengkan kepalanya pelan. Sungguh sifat anaknya ini tidak jauh berbeda dari orang itu.

"Kita akan pergi nanti ya. Sudah jangan merajuk" ayah dan ibu Krist terkekeh sambil bergantian mengelus cucu semata wayang mereka.

"Nah, sudah kan merajuknya. Sekarang pergi ke kamar dan ganti bajumu. Setelah itu kita akan makan siang bersama" perintah Krist mutlak.

Fiat mengerucutkan bibirnya, "Ne,.. Mom" dia melangkahkan kakinya perlahan menuju kamar.

Krist duduk di sofa single dekat orang tuanya. "Tidak terasa, cucuku sudah besar. Bahkan sudah bisa kabur saat malam hanya untuk pergi dengan teman-temannya. Hahahaha" ayah Krist tertawa akan kelakuan cucunya itu. Krist dan ibunya ikut tertawa.

"Kau membesarkannya dengan baik, Nak" ibu Krist tersenyum tulus dan menggenggam tangan Krist. "Ini semua berkat dukungan kalian dan yang lain. Entah apa jadinya jika tidak ada kalian. Mungkin aku akan memilih untuk mati saja" Krist berucap pelan.

"Tapi kau membuktikan jika kau bisa melewati semuanya" ayah Kit menepuk pundak Krist. Berharap dapat menyalurkan kekuatan lebih untuk anak semata wayangnya ini.

.
.
.

"Mommy, Minggu depan aku ada acara dengan teman-teman. Mereka mengadakan garden party di salah satu rumah temanku" ucap Fiat sambil memainkan Ipad di tangannya. Dan menatao kearah ibunya sekilas.

Mereka gagal untuk keluar malam ini, karena diluar sedang hujan deras. Lagipula orang tua Krist juga terlihat kelelahan. Jadi Fiat memilih mengalah karena dia juga merasa kasihan jika kakek neneknya sampai semakin kelelahan. Dia meletakkan Ipad-nya saat tidak mendapat respon dari sang Ibu. Dan dia melihat ibunya yang sedang melamun.

"Mom !" Panggil Fiat agak keras. Krist yang terkejut pun tersentak, "Hah, apa. Kenapa kau berteriak"

"Aku daritadi memanggil Mommy berulang kali. Pantas saja tidak merespon. Memikirkan apa sih!?" Ucapnya sambil memanyunkan bibirnya. Krist tersenyum kikuk, "Maaf, Mommy sedikit kelelahan. Kau bilang apa tadi?"

"Heuh, aku tadi izin pada Mommy. Minggu depan aku akan mengadakan garden party di salah satu rumah teman" ulang Fiat sambil memandang Sang Ibu.

Krist tersenyum, "Pergilah. Tapi ingat jangan pulang terlalu larut. Dan jangan lupa beritahu Papamu hmm"

Fiat memberikan kedua jempolnya. Lalu kembali fokus dengan Ipadnya. Namun, hanya bertahan beberapa detik. Setelahnya dia kembali menatap sang ibu. Wajah letih itu terlihat jelas.

"Mom" panggil Fiat pelan. Krist mendongak, "Ne?"

"Do you miss him?" Tanya Fiat pelan.

MI CASA (Singto x Krist)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang