Early Warning

531 57 2
                                    


Fiat menuruni mobil dengan semangat malam itu. "Akhirnya. Home sweet Home, i'm coming "

Fiat berlari mendahului ayah dan ibunya untuk masuk ke dalam rumah namun menyadari jika masih terkunci.

"Auh, Mommy cepatlah buka pintunya"

Krist tertawa, "Sebentar sayang. Kau sudah rindu sekali ya dengan rumah ini" ucap Krist sambil membuka pintu rumah.

"Tentu Mom. Disini lebih menyenangkan"

Singto di belakang masih mengeluarkan beberapa barang dari bagasi. Tenaganya sedikit terkuras karena seharian ini jadwalnya sangat padat. Event di hari kedua diikuti oleh banyak peserta, bahkan ada yang datang dari luar Bangkok. Meskipun diadakannya event ini hanya untuk topeng untuk mengejutkan keluarga Sarocha, namun keuntungan yang didapat oleh perusahaan Singto bisa dikatakan lumayan besar. Masih banyak wartawan yang meliput dan memberikan sesi wawancara. Belum lagi mengurus perusahaannya. Lalu tadi, Fiat merengek ingin pulang ke rumah mereka disini dan menolak untuk kembali ke rumah miliknya.

'Aku akan menjadi Tarzan jika lama-lama berada disana'. Kalimat Fiat yang benar-benar membuat Singto menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

Mau tidak mau dia harus menuruti, menyuruh beberapa maid disana untuk mengurus perlengkapan penting mereka dan mengantarkannya ke tempat event diselenggarakan. Singto terlalu lelah jika harus bolak balik hanya untuk mengambil baju dan perlengkapan lainnya.

Singto sedikit heran karena sampai saat ini tidak ada kabar apapun mengenai Gigie dan orang tuanya, namun dia juga tak ingin repot memikirkan masalah tidak penting itu. Ibu tirinya pun tak berani berulah, sepertinya ancaman ayahnya sangat menakutkam untuk dirinya. Terpenting sekarang adalah rencana pernikahannya dengan Krist.

"Mau kubantu phi?"

Suara lembut Krist mengagetkannya. Singto tersenyum. "Tak usah sayang. Ini hanya satu tas besar dan dua tas kecil. Kau siapkan makan malam saja. Phi lapar"

"Uh, baiklah. Coffee? "

"Yes, with a little sugar but extra cream"

Krist tersenyum, "Okey. Kalau begitu setelah memasukkan ini semua Phi mandi saja na. Kita bisa membereskannya besok"

"Okey sayang". Singto mengecup bibir Krist pelan.

Krist segera masuk kedalam rumah dan menyiapkan makan malam.

Singto menyusul dengan membawa beberapa tas tadi. Dia meletakkannya di belakang sofa ruang keluarga. Lalu dirinya bergegas ke kamar untuk mandi.

Ponselnya tiba-tiba berdering, ada pesan masuk dari Mew.

"Ada sesuatu yang kudapatkan. Sepertinya kau dan Krist juga harus tau. Ini tentang Gigie"

Singto mengernyit, lalu mengiyakan saja pesan dari Mew. Dirinya bergegas masuk ke kamar mandi.

Saat dirinya sudah selesai dengan ritual mandinya, Singto turun kebawah dan melihat Fiat dan Krist yang sudah siap di meja makan.

"Kau tidak mandi dulu sayang?" Tanyanya dengan mengusap kepala Krist lembut.

"Nanti saja sekalian Phi"

"Daddy" panggil Fiat pelan.

"Iya, nak?"

"Boleh tidak jika besok Fiat sekolah. Ya mommy ya?"

Krist menggigit bibir bawahnya lalu menatap Singto. Sejujurnya meskipun keadaan membaik, dia masih takut Fiat diganggu di sekolah.

"Mommy, please. Banyak yang menjagaku nanti. Aku juga bisa menjaga diriku sendiri" bujuk Fiat dengan memelas. Sungguh dia bosan jika harus home schooling.

MI CASA (Singto x Krist)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang