Wrong Meet

561 59 1
                                    

Krist mengernyit melihat sikap Tee hari ini. Bahkan dari tadi pagi saat mereka menyiapkan sarapan. Daritadi Tee mencuri pandang terhadap Krist seperti menyembunyikan sesuatu. "Kau ini kenapa sih?" Sentak Krist membuat Tee terlonjak kaget. "Tidak. Aku tidak kenapa-kenapa"

"Lalu kenapa kau aneh begitu dari tadi?"

"Aneh bagaimana. Daritadi aku diam saja"

Fiat tertawa melihat pertengkaran sang ibu dan papinya. Mereka sedang makan siang yang sebenarnya agak terlambat karena Tee mengajak berbelanja setelah menjemput Fiat bersama.

"Jadi Papi akan tinggal di Bangkok selama satu bulan?"

Tee tersenyum dan mengelus puncak kepala Fiat. "Kurang lebih. Itupun jika urusannya sudah selesai. Kau senang?"

"Tentu. Aku jadi tidak kesepian jika Mommy sedang bekerja" ucap Fiat dengan senyumannya.

Krist agak merasa tersentil dengan kalimat Fiat. Dia meletakkan sendok garpunya. "Maafkan Mommy ya Fiat" ucapnya dengan ekspresi sedih yang kentara.

Fiat yang merasa jika kalimatnya menyinggung sang Ibu pun gelagapan. "Mommy bukan begitu maksud Fiat. Foat tidak menyalahkan Mommy yang sedang bekerja. Itupun kan juga demi Fiat. Maksud Fiat, Fiat senang jika papi Tee menemani Fiat dirumah. Maaf na Mommy" Fiat menggenggam tangan Krist erat takut jika sang Ibu marah.

Krist tersenyum dan mengelus tangan Fiat. "Mommy berjanji akan meluangkan waktu lebih banyak untukmu hmm"

Tee yang melihat interaksi mereka pun semakin yakin dengan keputusannya dan Tae untuk mempersatukan mereka kembali. Jika Krist dan Singto bisa bersatu kembali. Tentu akan mudah untuk Fiat. Dia tidak akan kesepian lagi. Bisa saja Krist mengurus perusahaan dari rumah. Tee berharap semoga Singto dapat meluluhkan hati mereka berdua yang sudah terlanjur beku selama belasan tahun.

"Papi harap Fiat dan Mommy akan bahagia di tempat yang tepat nanti"

Fiat tersenyum lebar menanggapi ucapan papinya. Tapi tidak dengan Krist, meskipun dia juga tersenyum tapi dia tetap merasa janggal dengan sikap Tee kali ini.

***

"Jadi harus siapa yang aku dekati terlebih dahulu. Kenapa aku jadi bodoh dan tidak bisa berpikir begini sih" kesal Singto sambil mengacak rambutnya.

Kemarin dia sudah mendapatkan informasi tentang alamat rumah Krist dan juga alamat kantor tempat Krist bekerja tiap harinya. Namun setelahnya dia malah bingung harus melakukan apa. Tiba-tiba ponselnya berdering dan melihat ada nomor Gigie disana. Singto menghembuskan nafas malas. Sedari tadi Gigie menelponnya dan memaksa untuk bertemu. Wanita ini benar-benar.

Singto mengangkat teleponnya, "Ada apa lagi. Bukankah sudah kubilang jika aku sibuk !"

"Bibi mengatakan padaku jika kau memiliki anak dari kekasihmu dulu apa itu benar Sing !" Pekik Gigie di seberang.

Singto menampilkan senyum miringnya. "Kalau memang iya. Kenapa? Jadi lebih baik kau pergi dari hidupku. Karena aku tak pernah menginginkanmu"

"Katakan jika itu semua hanya kebohonganmu agar kau tidak menikah denganku. Katakan !"

Singto tertawa meremehkan. "Untuk apa aku harus berbohong jika hanya untuk menolak pernikahan denganmu. Jadi berhenti menggangguku mulai sekarang" . Singto benar-benar geram dengan kelakuan dua wanita gila itu. Ibu tirinya dan Gigie. Dia tau kenapa ibu tirinya sangat menginginkan Singto bersama dengan Gigie, karena Gigie selalu memberikan barang-barang mewah untuk ibunya. Terlalu menjijikkan.

MI CASA (Singto x Krist)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang