End And Beginning

651 62 2
                                    

Fiat sedang menunggu jemputan Krist hari ini. Ayahnya tidak bisa menjemput karena sedang dihukum oleh sang Ibu. Entahlah terkadang mereka berdua membuat Fiat geleng-geleng kepala. Beberapa hari ini juga Fiat jadi lebih menghindar dari kakak kelasnya, siapa lagi jika bukan Oaujun. Bukan, bukan dia tidak suka. Hanya saja... Ah tidak tau. Fiat juga bingung mengapa dia selalu menghindar. Bahkan Oaujun sampai memohon kepada Cii dan Nat untu bertemu dengannya.

Saat sedang menunggu di depan sekolah. Seorang wnaita menghampirinya, siapa lagi jika bukan Gigie. Ayahnya sudah menceritakan kurang lebih garis besarnya tentang wanita ini. Jadi, Fiat tidak akan terlalu terpengaruh.

"Untuk apa bibi menemuiku?"

"Bukankah kau bilang jika kau membenci ayahmu. Lalu kenapa sampai sekarang kau dan ibumu masih terus berhubungan dengannya !" Ucap Gigi to the poin.

Fiat menghela nafas, "Dia ayahku, jelas saja itu menjadi hakku untu selalu minta ditemani olehnya"

"Bukankah sudah kubilang jika ayahmu itu adalah calon suamiku. Jadi seharusnya kalian enyah dari hidupnya !"

"Bibi yang seharusnya jangan menganggu kami. Jelas-jelas Daddy tidak pernah mau menikah dengan bibi. Tapi bibi selalu memaksa", Fiat mulai meninggikan suaranya. Bahkan keributan itu mulai menarik perhatian beberapa siswa disana.

"Kau anak kecil tau apa, hah!?" Bentak Gigie dengan suara keras. Dia mencengkeram lengan Fiat kencang dan tentu saja mendapat perlawanan dar Fiat. Kuku Gigie seakan menancap pada kulitnya. "Seharusnya kulenyapkan saja kau dari kemarin !"

Fiat balik menatap tajam dan berusaha menarik lengannya hingga seseorang membantunya untuk lepas dari cengkeraman Gigie. "Hey, apa yang Anda lakukan. Fiat, kau tak apa?" . Orang itu ternyata Oaujun, dia meringis melihat lengan Fiat berdarah seperti bekas cakaran. Fiat hanya menggeleng. Dia tidak mengenakan sweater seragamnya karena cuaca sedang panas dan hanya menyisakan kemeja lengan pendeknya.

"Tapi lenganmu berdarah. Bibi, Anda ini siapa berani sekali melukai anak sekolah. Lebih baik Anda pergi sebelum kupanggil keamanan untuk mengusir Anda !"

Gigie yang marah pun meninggalkan mereka berdua. Sedangkan Oaujun masih memegangi lengan Fiat.

"Kita ke UKS ya. Kita obati dulu lenganmu"

"Tidak perlu Phi. Nanti di rumah saja"

"Tapi–"

Belum selesai kalimat Oaujun tiba-tiba sudah ada mobil yang berhenti di depan mereka. Ternyata itu Singto. Fiat sedikit terkejut, melihat ayahnya karena tadi ibunya bilang akan menjemput Fiat.

"Fiat, kau kenapa!?" Tanya Singto dengan panik. Oaujun yang sudah tau jika ini ayah kandung Fiat pun melepas pegangan tangannya perlahan.

"Hey apa yang kau lakukan pada anakku!?" Tanya Singto nyalang pada Oaujun yang seketika menjadi gagap. Dia hanya bisa membuka mulutnya tapi tidka bisa bersuara. Aura Singto sangat menyeramkan baginya.

"Dad.. bukan Phi–"

"Apa kau tidak bisa menjawab?" Tekan Singto masih pada Oaujun.

"Dad !"

Singto langsung menoleh pada Fiat, "Bukan Phi Oaujun yang membuatku terluka. Justru dia yang menolongku"

Singto masih menatap Oaujun, "benarkah?"

"Iya Dad.. sudah ayo pulang. Malu dilihat banyak orang" sedangkan Oaujun masih setia terdiam diantara ayah dan anak ini.

Fiat pun segera menarik ayahnya untuk pergi dari sana. Namun sebelumnya dia menghadap ke Oaujun, "terimakasih na Phi" ucapnya lalu pergi dari sana setelah melihat Oaujun yang mengangguk. Dia masih bingung mau berbicara apa. Terlalu takut pada ayah Fiat.

MI CASA (Singto x Krist)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang