Hope

459 56 1
                                    

Singto memasuki restoran dimana Mew telah mengundangnya tadi siang. Sebenarnya dia tak ingin datang karena suasana hatinya yang sedang buruk. Namun sangat tidak etis sekali jika dia tidak memenuhi undangan yang diberikan oleh sahabatnya sendiri. Pandangannya menyapu tiap sudut restoran hingga seorang pelayan menghampirinya.

Setelah memberitahukan jika dia ada janji, pelayan itu mengantarkan Singto ke salah satu ruang private yang dipesan oleh Mew. Saat dia membuka pintu, dia menemukan Mew dan Gulf sudah duduk dengan beberapa hidangan. Disana juga ada seorang pria yang sedang meneguk wine dari gelasnya. Singto tak mengenali pria itu.

"Kau sudah datang, Sing. Duduklah"

Singto segera duduk dan tersenyum pada pria tadi.

"Ah iya, perkenalkan ini Khun Max. Salah satu pemegang saham terbesar di Thai Rung Union Car. Khun Max, ini Singto Prachaya. Pemilik dari Ruangroj Corp."

Singto mengulurkan tangannya dan disambut baik oleh Max. "Senang berkenalan dengan Anda Khun Max"

"Saya juga, Khun Singto. Kalau tidak salah perusahaanmu adalah salah satu perusahaan komputer dan video game terbesar di Thailand"

Singto hanya menanggapi dengan senyuman. "Ah jadi benar. Saya berharap bisa bekerja sama dengan perusahaan Anda, Khun Singto"

"Saya akan menantikan itu"

Kemudian percakapan mereka mulai merambah ke obrolan ringan untuk menemani jamuan mereka. Hingga saat Gulf berceletuk. "Phi Mew, aku ingin ke toilet"

"Apa kau ingin kutemani, sayang?"

"Tidak perlu. Permisi semuanya". Yang disana hanya mengangguk. Gulf segera keluar dari ruangan private itu untuk menuju ke toilet restoran. Namun karena toilet bagian belakang sedikit antri. Gulf memutuskan untuk kembali dan memakai toilet di bagian depan. Restoran ini berhadapan dengan sebuah Bookstore terlengkap di Bangkok. Bangunannya juga termasuk luas dan besar. Jadi lalu lalang orang disana bisa terlihat dari dalam restoran. Saat Gulf keluar dari toilet, tak sengaja pandangannya menatap kearah luar.

Matanya sontak menyipit dan berkedip beberapa kali untuk memastikan dia tidak salah lihat. Berikutnya dia menggumam, "Krist"

Gulf terus saja memandang kearah sana berharap apa yang dilihatnya salah. Namun tidak, itu jelas orang yang sangat dia kenali. Sedang bersama seorang pria yang jauh lebih muda. Hingga saat seseorang menegur dari belakang, "Maaf Khun. Kau menghalangi jalan" . Gulf menoleh dan bergeser sambil meminta maaf. Saat dia melihat kembali kearah sana. Krist sudah tidak ada.

Gulf berjalan cepat kearah pintu utama restoran dan keluar. Dia mengedarkan matanya untuk mencari sosok tadi namun tidak juga ia temukan. "Aku harus memberitahu Phi Mew"

***

Krist mengangkat beberapa kantung dan paperbag. "Kau yakin hanya ini yang kau perlukan di sekolah"

Fiat meletakkan telunjuknya di dagu dan berpikir sejenak. "Sepertinya sudah cukup Mom. Toko ini benar-benar lengkap. Sudah seperti Kyobo Book Store Gwanghwamun di Seoul. Aku akan kesini lagi nanti"

"Baiklah. Kalau begitu kita langsung pulang. Atau kau ingin kemana dulu?"

"Bisakah kita makan sesuatu, Mom. Aku sangat lapar. Aku ingin merasakan makanan kaki lima disini. Sepertinya menarik" ucap Fiat bersemangat sambil menggandeng tangan sang Ibu. Krist tersenyum, "Baiklah sepertinya Mom tau dimana tempat yang enak. Semoga mereka masih berjualan disana"

Mereka berjalan menuju mobil Krist yang terparkir tidak jauh dari sana. Setelah memasukkan semua barang belanjaan di kursi belakang. Krist mengendarai mobilnya perlahan, karena suasana jalan sedang sedikit ramai. Sedangkan Fiat sedang sibuk dengan iPad kesayangannya.

MI CASA (Singto x Krist)Where stories live. Discover now