Open Heart

532 60 0
                                    

Belum selesai Mew meneruskan kalimatnya, bel pintu rumah Krist kembali berbunyi. Sontak Fiat sudah akan berdiri untuk membukakan pintu namun dihalangi oleh Singto.

"Biar Daddy saja", Singto benar-benar menjaga Krist dan Fiat sekarang. Dia takut ada paparazi atau orang yang berniat jahat pada mereka berdua.

Singto segera mengintip kearah jendela dan melihat jika teman-teman Fiat yang datang. Singto bergegas untuk membukakan pintu.

"Selamat siang Paman" ucap mereka sambil mengucapkan wai pada Singto.

"Siang, kalian datang. Ayo silahkan masuk" ucap Singto sambil memberikan jalan pada mereka. Setelahnya Singto segera menutup pintu itu kembali, namun matanya menangkap pergerakan dari arah luar pagar rumah Krist. Matanya memicing, "berani sekali mengintai rumah kekasihku" gumamnya.

Singto ingin mendekat namun dia urungkan. Dia segera masuk kembali kedalam, lebih baik dia selesaikan pertemuannya dengan Mew lalu mengajak Krist untuk segera pindah.

"Ternyata Paman Gulf dan Paman Mew juga disini. Perkenalkan paman ini Phi Oaujun, kakak kelas kami". Nat berusaha mengenalkan Oaujun pada pamannya, jika Ciize dapat dipastikan jika pamannya sudah mengenalnya.

Oaujun yang masih berdiri pun melakukan wai pada Mew dan Gulf. "Duduklah Phi" ucap Fiat pelan. Lalu reflek Oaujun duduk di sebelah Fiat. Singto sudah ingin melarang namun pahanya dicubit oleh Krist.

"Sakit sayang" bisik Singto sambil mengusap pahanya yang ngilu.

"Jangan bertingkah. Diam"

Singto hanya menurut dengan wajah cemberut.

Lumayan lama mereka mengobrol hingga Ciize memberanikan diri untuk bicara. "Uhm, Paman, Aunt. Sebenarnya aku dan Nat kesini karena ingin mengantarkan Phi Oaujun. Dia ingin bicara sesuatu"

Semuanya langsung menatap kearah Oaujun. Membuatnya sedikit gugup dengan membenarkan letak duduknya. "Uhm, begini paman. Maaf jika terkesan lancang. Aku ingin kemari namun rasanya tidak enak jika aku sendirian. Aku hanya ingin memberitahu sesuatu"

"Apa itu?" Tanya Singto tajam.

Dengan gugup Oaujun segera membuka laptop yang dia bawa dan memutar sebuah video.

"Karena kejadian kemarin cukup membuat kegaduhan, kami memutuskan untuk memberitahu Dewan kesiswaan. Karena kami takut jika masalah ini terus membesar dan membuat penghuni sekolah yang lain tak nyaman terutama untuk Fiat"

Beberapa saat Oaujun dan Fiat saling menatap hingga suara deheman Krist membuat mereka berdua salah tingkah.

"Pihak sekolah ternyata tidak mengetahui jika ada hal ini yang terjadi. Jadi, aku meminta rekaman cctv di bagian gerbang sekolah hingga bagian koridor depan"

"Lalu apa yang kau dapatkan Jun?" Tanya Mew penasaran. Dia berharap mendapat titik terang dari sini. Begitupun juga Singto.

"Itu masalahnya paman. Paman bisa lihat ini. Satu jam sebelum para murid berdatangan rekaman cctv ini masih normal dan tidak menunjukkan ada aktivitas yang mencurigakan. Namun, setelah setengah jam tiba-tiba semua kamera cctv dari gerbang hingga koridor mati secara bersamaan dan setelah kembali menyala semua selebaran itu sudah menempel di papan pengumuman"

"Peretasan" gumam Singto.

"Aku juga berpikir seperti itu Paman. Kamera ini memang sengaja dimatikan saat pelaku menyebarkan selebaran itu"

Mew dan Singto memijat pelipisnya pening. Bagaimana lagi caranya, meskipun mereka bisa saja langsung menuduh kearah Gigie namun itu tidak cukup bukti. Jika Singto mengatakan Gigie sempat meneleponnya pun juga akan sulit dipercaya.

MI CASA (Singto x Krist)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن