To Be Happy

545 59 1
                                    

"Aku tidak mau menghadiri acara itu. Lebih baik aku disini saja !"

"Jika kau tidak segera beranjak dari sana. Kupastikan kau akan menerima surat perceraian dariku malam ini juga !" Ancam Tuan ruangroj membuat sang istri membolakan matanya.

"Kau berani mengancamku!"

"Untuk apa aku tak berani mengancammu. Aku lebih baik kehilangan dirimu daripada aku harus kehilangan lagi anggota keluargaku. Kau tau, gara-gara kau ibu Singto meninggal. Jika kau tak melakukan tipu muslihatmu, dia masih ada di sisiku dan kami semua akan bahagia. Ingat, aku tau semua kebusukan yang kau tutupi"

"Tapi itu dulu, kau sangat tau jika sekarang aku sangat mencintaimu !"

"Itu tak mengubah apapun. Sekarang segera beranjak, atau aku akan benar-benar membuat kalimat tadi menjadi kenyataan"

Flashback on,

"Apa benar ini kakek Fiat, Daddy?"

Setelah sempat berdebat di depan pintu. Akhirnya Singto memperbolehkan ayahnya untuk masuk.

"Hmm" gumam Singto masih menatap ayahnya tajam.

"Bagaimana bisa ayah bertemu dengan Fiat. Apa ayah menguntit kegiatan Fiat?" Tuduh Singto mulai naik pitam. Krist mencoba menenangkan dengan mengelus tangan Singto yang mengepal.

"Tidak Daddy", kali ini Fiat yang menjawab. Membuat semua atensi tertuju padanya.

"Awalnya tadi aku terkejut. Pria yang kutolonh dan sempat kupanggil Paman ternyata kakekku sendiri. Maaf na Kakek, Fiat tidak tau" ucap Fiat sambil menunduk.

Posisi Fiat yang masih duduk agak jauh dari sang kakek membuat Tuan Ruangroj tidak bisa barang menyentuh cucunya. Sehingga dia hanya bisa tersenyum, "tak apa Fiat. Fiat memang belum tau"

"Saat itu di supermarket, Fiat tidak sengaja menemukan dompet kakek yang terjatuh. Lalu Fiat melihat kakek yang kebingungan di kasir dan mengembalikannya, itu saja Daddy. Bahkan kakek tidak mengikutiku lagi setelahnya. Itu cukup membuktikan jika kakek tidak menguntitku kan?"

Singto hanya terdiam, berusaha meredam emosinya demi Fiat. Dia tidak boleh menunjukkan emosinya di depan Fiat, itu tidak baik. Sehingga Singto hanya memilih mengangguk.

"Kakek, apa Fiat boleh bertanya?"

Tuan Ruangroj tersenyum dan mengiyakan.

"Kenapa kakek tidak mengatakan pada Fiat saat itu jika kakek itu kakeknya Fiat?"

Tuan Ruangroj meneguk ludahnya kepayahan. Apa yang bisa ia katakan pada Fiat. Bilang jika dia awalnya sangat membenci kehadiran cucunya ini?

Sungguh dia tidak ingin melukai hati Fiat lagi. Cukup sekali saja dia membuat hidup Fiat dan ibunya menderita.

"Kakek merasa Fiat ini membuat malu ya?" Fiat tertunduk. Membuat Tuan Ruangroj kelabakan untuk menjawab.

"Fiat, bukan begitu. Baiklah, kakek akui. Awalnya iya. Maaf jika pemikiran kakek sangat kejam. Namun, sekarang tidak Nak"

"Dulu memang kakek beranggapan. Apa yang bisa dibanggakan, apalagi ibumu adalah seorang pria. Aku juga minta maaf akan hal itu Krist. Seharusnya aku bisa lebih bijak dulu. Seharusnya aku tidak termakan bujuk rayuan istriku. Bahkan aku menghalangi Singto yang ingin mencarimu dulu"

"Tapi Fiat, sungguh. Semenjak ayahmu memberikan kakek fotomu, hati kakek kian terusik. Dan itu tidak terjadi baru-baru ini tapi sudah dari 7 tahun yang lalu"

MI CASA (Singto x Krist)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ