Have To Go Beyond

596 61 2
                                    

Singto baru saja keluar dari ruangan kerjanya. Sialnya klien yang ditunggunya tadi terlambat datang dan baru saja pulang. Dia melihat jam di pergelangan tangannya.

"Ya ampun ini sudah jam 3 sore"

Singto segera mengecek ponselnya. Tadi dia sudah bilang pada Krist jika dia akan mengubah ponselnya pada mode silent untuk sementara waktu.

Ada 3 panggilan tak terjawab dari Krist. Sisanya adalah pesan dari Fiat yang terus menanyakan kapan dia datang. Singto jadi merasa bersalah. Dia segera menghubungi Krist.

"Halo sayang"

"Halo Phi. Sudah selesai bertemu dengan klien"

"Maaf, mereka tadi datang terlambat dan baru saja pulang. Dimana Fiat. Dia mengirimiku banyak pesan"

Krist tertawa kecil di seberang, "Dia merajuk. Baru bisa tidur satu jam yang lalu. Itupun karena mendapat pesan jika teman-temannya akan datang nanti sore"

"Huh aku jadi merasa bersalah. Aku berjanji datang saat makan siang tadi" ucap Singto lesu.

"Tenang saja Phi. Fiat pasti akan mengerti. Dia hanya ingin sering bersama denganmu"

"Karena itu aku jadi semakin merasa bersalah. Apa aku pindah ke rumahmu saja sayang"

"Enak saja. Phi bukan siapa-siapaku. Bagaimana bisa tinggal bersamaku"

"Hey jahat sekali. Phi kan suamimu"

"Minta restu orang tuaku dulu. Baru jadi suamiku"

"Oke jadi mau menikah kapan?" Tanya Singto menggoda Krist.

Terdengar jeda hening, "Phi Singto, sinyalnya jelek. Aku tidak dengar. Bye"

Klik,

Panggilan terputus begitu saja. Singto tertawa kecil karena dia yakin Krist sedang malu sekarang. Singto sekarang harus memikirkan sesuatu untuk membujuk Fiat, bisa mati dia jika Fiat merajuk lama padanya.

"Kau mau menikah dengan siapa Sing!?"

Seruan dibalik tubuhnya cukup membuatnya terkejut. Namun setelahnya dia malas. Melihat wajah Gigie yang berada di hadapannya. Dia ingin beranjak pergi namun tidak jadi, dia berbalik.

"Dengan kekasihku tentu saja" ucapnya meremehkan.

"Apa yang kau harapkan dari seorang pria !?"

"Lalu apa yang aku harapkan jika aku harus menikah dengan wanita macam dirimu?"

Gigie mengepalkan tangannya, "aku akan mengatakan ini pada Paman !"

"Katakan saja. Aku bahkan bukan bagian dari mereka lagi setelah ini" ucap Singto sambil tertawa miring. Setelah itu dia pergi meninggalkan Gigie yang masih berteriak memanggilnya.

"Singto! Sing ! Apa maksudmu!?"

"Ini bukan hutan Nona. Jadi bisakah kau berhenti berteriak?" Ucap seorang pegawai yang kebetulan lewat. Sudah menjadi rahasia umum jika CEO mereka sangat tidak menyukai wanita ini jadi mereka seperti punya keberanian untuk menegur.

Gigie yang kesal langsung pergi dari sana. Ini sudah berulang kali dia dipermalukan oleh Singto. "Awas saja kau Sing" gumamnya.

***

Fiat sedang membaca bukunya di mobil. Dia sudah diperbolehkan masuk sekolah setelah 3 hari beristirahat. Berterimakasih lah kepada Ciize dan Nat yang mau dia repotkan untuk menyalin dan menginfokan jika ada tugas sekolah. Hari ini dia diantar oleh sang ayah. Jangan tanyakan bagaimana cara Singto membujuk Fiat yang merajuk hari itu. Bahkan dia rela didiamkan seharian oleh Krist.

MI CASA (Singto x Krist)Where stories live. Discover now